Maka beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: "Akulah yang akan bertindak, dan Akulah yang akan membawa pembalasan. Aku akan memusnahkan domba-domba-Ku di atas batu-batu karang, dan Aku akan melenyapkan keluarga mereka di lembah-lembah yang jauh."
Ayat Yeremia 43:11 merupakan bagian dari nubuat yang diucapkan oleh Nabi Yeremia kepada umat Israel yang melarikan diri ke Mesir. Setelah kehancuran Yerusalem dan Bait Allah oleh bangsa Babel, sekelompok orang Yehuda, yang melawan perintah Tuhan, membawa nabi Yeremia bersama mereka ke Mesir. Dalam konteks yang penuh keputusasaan dan pemberontakan ini, Yeremia menyampaikan pesan dari TUHAN yang penuh kuasa dan ketegasan.
Pesan ini bukanlah sekadar ramalan, melainkan deklarasi kedaulatan Allah atas segala bangsa dan umat-Nya. TUHAN Semesta Alam, Allah Israel, menegaskan bahwa Dialah yang berkuasa untuk "bertindak" dan "membawa pembalasan". Ini adalah pengingat bahwa tidak ada tempat yang bisa menyembunyikan diri dari hadirat dan keadilan Tuhan.
Frasa "memusnahkan domba-domba-Ku di atas batu-batu karang" dan "melenyapkan keluarga mereka di lembah-lembah yang jauh" terdengar mengerikan. Namun, perlu dipahami dalam kerangka perjanjian Allah. Umat pilihan Allah, yang seharusnya menjadi representasi kebenaran-Nya, telah menyimpang dan memberontak. Keadilan Allah harus ditegakkan, bahkan di antara mereka yang seharusnya mengasihi-Nya.
Ini juga bisa diartikan sebagai sebuah proses pemurnian. Sama seperti batu karang yang keras dan terjal bisa menjadi tempat terpencil yang sulit dijangkau, atau lembah yang dalam dan luas, Allah menegaskan bahwa tempat persembunyian mereka tidak akan luput dari pandangan-Nya. Nubuat ini menekankan bahwa Allah memiliki kendali penuh atas nasib umat-Nya, baik dalam penghukuman maupun, pada akhirnya, dalam pemulihan.
Meskipun ayat ini berbicara tentang penghukuman, seluruh kitab Yeremia juga dipenuhi dengan janji pemulihan dan harapan. Nubuat tentang pembalasan ini adalah bagian dari proses untuk membawa umat kembali kepada ketaatan dan hubungan yang benar dengan Allah. Keadilan-Nya tidak bertentangan dengan kasih-Nya, melainkan merupakan ekspresi dari kesetiaan-Nya terhadap perjanjian dan kekudusan-Nya. Bagi orang percaya hari ini, Yeremia 43:11 mengingatkan kita akan kebesaran dan kekudusan Allah, serta pentingnya hidup dalam ketaatan. Ini juga memberikan keyakinan bahwa pada akhirnya, Allah akan membawa keadilan dan pemulihan bagi umat-Nya yang setia.