Yeremia 43:12

"Ia akan menghancurkan mezbah-mezbah batu di Mesir, memusnahkan patung-patung dewa mereka, dan menyucikan tanah itu, serta mendirikan mezbah bagi Yang Mahatinggi. Ia akan berfirman: "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: 'Akan terjadi bahwa mereka akan dilempari dengan batu dan dibinasakan di tengah-tengahnya, dan mereka akan dilaknat.'"

Kitab Yeremia dipenuhi dengan nubuat-nubuat yang seringkali membawa pesan peringatan keras, namun juga harapan dan janji pemulihan dari Allah. Salah satu ayat yang menarik perhatian adalah Yeremia 43:12, yang memberikan gambaran kuat tentang tindakan penghakiman Allah atas berhala dan tindakan ibadah palsu, serta janji penebusan yang akan datang melalui tangan seorang yang diurapi. Ayat ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan juga sebuah ilustrasi teologis yang mendalam tentang kedaulatan dan kesetiaan Allah.

Dalam konteksnya, ayat ini muncul ketika bangsa Yehuda, yang telah melarikan diri ke Mesir setelah jatuhnya Yerusalem, terus menerus melakukan kesesatan dan penyembahan berhala, bahkan menentang firman Allah yang disampaikan melalui Yeremia. Mereka telah melanggar perintah Allah dan mencari perlindungan pada kekuatan duniawi dan ilah-ilah palsu. Allah, melalui nabi-Nya, menegur keras tindakan mereka ini.

Frasa "Ia akan menghancurkan mezbah-mezbah batu di Mesir, memusnahkan patung-patung dewa mereka, dan menyucikan tanah itu" menunjukkan intervensi ilahi yang radikal. Mesir pada masa itu dikenal sebagai pusat penyembahan berhala dengan berbagai macam dewa dan ritual yang mengakar kuat. Tindakan penghancuran ini bukan sekadar pembuangan objek fisik, melainkan pembersihan spiritual dari pengaruh kegelapan dan kebohongan yang ditawarkan oleh ilah-ilah palsu. Ini adalah pemulihan kesucian tanah itu, di mana hanya Allah yang benar yang pantas disembah.

Selanjutnya, ayat ini melanjutkan dengan janji, "serta mendirikan mezbah bagi Yang Mahatinggi." Ini menunjukkan bahwa setelah penghakiman dan pembersihan, akan ada waktu untuk ibadah yang benar dan tulus. Mezbah baru akan didirikan, bukan untuk dewa-dewa asing, tetapi bagi Allah yang Mahatinggi, Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta. Ini adalah gambaran tentang pemulihan hubungan yang rusak antara umat manusia dengan Allah.

Ayat ini ditutup dengan penegasan firman Tuhan: "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: 'Akan terjadi bahwa mereka akan dilempari dengan batu dan dibinasakan di tengah-tengahnya, dan mereka akan dilaknat.'" Kata-kata ini merupakan akhir dari peringatan dan sekaligus nubuat penghakiman atas mereka yang keras kepala dalam dosa dan penolakan terhadap Allah. Hukuman yang dijatuhkan bersifat total dan membinasakan, menegaskan konsekuensi serius dari meninggalkan Allah.

Meskipun ayat ini terdengar sangat keras, penting untuk melihatnya dalam terang keadilan dan kesetiaan Allah. Allah tidak ingin melihat umat-Nya tersesat dan binasa dalam kebodohan penyembahan berhala. Penghakiman-Nya adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar untuk memulihkan dan menyelamatkan, melalui pengorbanan Kristus yang sesungguhnya menjadi Mezbah agung bagi seluruh umat manusia. Yeremia 43:12 mengingatkan kita akan pentingnya kesetiaan kepada Allah, menolak segala bentuk penyembahan yang menggantikan-Nya, dan mendambakan penyucian serta pemulihan sejati yang hanya dapat ditemukan dalam Dia.