2 Tawarikh 9 5: Kebijaksanaan dan Kemuliaan Salomo

"Lalu ia menengadah ke hadapan TUHAN dan memuji TUHAN, Allahnya. Berkatalah ia: 'Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang berkenan kepadamu dan mendudukkan engkau di atas takhta Israel! Karena kasih TUHAN kepada Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah menjadikan engkau raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.'"

Ayat 2 Tawarikh 9 ayat 5 menjadi sebuah momen yang begitu kuat dan inspiratif dalam narasi Alkitab. Ayat ini mencatat ungkapan ratu Syeba saat menyaksikan kemegahan kerajaan Salomo, serta kebijaksanaan dan tatanan yang luar biasa di bawah pemerintahannya. Pernyataannya yang penuh kekaguman bukan hanya pujian terhadap manusia, tetapi lebih mendasar lagi, sebuah pengakuan atas kekuatan dan keagungan Sang Pencipta yang telah memberkati Salomo sedemikian rupa.

Perjalanan ratu Syeba ke Yerusalem adalah kisah tentang pencarian akan pengetahuan dan pengakuan atas kebesaran yang telah diperdengarkan kepadanya. Desas-desus tentang kekayaan, kebijaksanaan, dan kemakmuran yang melingkupi Israel di bawah pemerintahan raja Salomo telah mencapai negeri yang jauh, memicu rasa ingin tahu yang mendalam. Ketika ratu Syeba akhirnya tiba dan menyaksikan sendiri segalanya, ia mendapati bahwa cerita-cerita yang didengarnya tidaklah melebih-lebihkan. Sebaliknya, kenyataan yang ia saksikan melampaui segala bayangannya.

Inti dari pujian ratu Syeba, seperti yang terekam dalam 2 Tawarikh 9:5, adalah pengakuannya bahwa semua kebesaran itu berasal dari Tuhan. Ia tidak melihat kemegahan itu semata-mata sebagai hasil dari kehebatan Salomo, melainkan sebagai berkat ilahi. "Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang berkenan kepadamu dan mendudukkan engkau di atas takhta Israel!" Ia memahami bahwa keberhasilan Salomo, kebijaksanaannya, dan kemakmuran kerajaannya adalah manifestasi dari perkenanan Tuhan. Ini adalah pengakuan yang penting, sebuah perspektif ilahi yang menegaskan bahwa semua hal baik pada akhirnya bersumber dari Tuhan.

Lebih lanjut, ratu Syeba menyatakan, "Karena kasih TUHAN kepada Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah menjadikan engkau raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran." Pernyataan ini menyoroti tujuan ilahi di balik penunjukan Salomo sebagai raja. Tuhan tidak hanya memberkati Israel dengan kemakmuran materi, tetapi juga dengan seorang pemimpin yang ditugaskan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Ini adalah pengingat bahwa kepemimpinan yang sejati, yang dikehendaki Tuhan, harus berakar pada prinsip-prinsip moral yang luhur.

Bagi kita saat ini, ayat 2 Tawarikh 9:5 menawarkan pelajaran yang berharga. Pertama, ia mengajarkan kita untuk selalu mengarahkan pujian kita kepada Tuhan sebagai sumber segala kebaikan, bahkan ketika kita mengagumi pencapaian manusia. Kedua, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya keadilan dan kebenaran dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam kepemimpinan pribadi maupun kolektif. Kemakmuran dan kebesaran yang tidak disertai dengan keadilan dan kebenaran adalah fondasi yang rapuh.

Kisah ratu Syeba dan pengakuannya dalam ayat ini menjadi saksi abadi akan hikmat yang lebih dari sekadar pengetahuan duniawi. Ia adalah hikmat yang datang dari pengenalan akan Tuhan dan kesadaran akan kehendak-Nya. Melalui ayat ini, kita diingatkan bahwa kekayaan sejati, kemuliaan sejati, dan kepemimpinan sejati selalu terkait erat dengan hubungan yang benar dengan Tuhan dan komitmen yang teguh pada prinsip-prinsip moral ilahi.