"Lalu berkatalah perempuan itu kepada raja: "Yang benar ialah apa yang kudengar di negeriku tentang perbuatan-Mu dan tentang hikmat-Mu."
Ayat Alkitab dalam 2 Tawarikh 9:6 menggambarkan momen krusial dalam pertemuan antara Raja Salomo dengan Ratu Syeba. Perkataan Ratu Syeba ini bukan sekadar pujian biasa, melainkan pengakuan yang tulus terhadap kebesaran dan hikmat yang telah ia saksikan sendiri. Kisah ini tercatat dalam kitab Tawarikh, yang melanjutkan narasi sejarah tentang kerajaan Israel di bawah kepemimpinan Raja Salomo yang terkenal akan kebijaksanaan dan kekayaannya yang melimpah.
Ratu Syeba, seorang penguasa dari negeri yang jauh, datang bukan dengan tangan kosong. Ia membawa hadiah-hadiah yang sangat berharga, persembahan yang mencerminkan kekayaan dan kemakmuran kerajaannya. Namun, motivasi utamanya bukan sekadar pertukaran diplomatik atau demonstrasi kekayaan, melainkan untuk menguji Salomo dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit, untuk melihat apakah desas-desus tentang hikmatnya benar adanya. Ia ingin memahami sumber dari kemasyhuran Salomo yang telah tersebar hingga ke negerinya.
Dalam perjalanannya ke Yerusalem, Ratu Syeba telah mendengar banyak cerita tentang kejayaan Salomo, tentang bagaimana Tuhan telah memberkati dia dengan hikmat yang tak tertandingi. Cerita-cerita ini mungkin terdengar luar biasa, hampir tidak bisa dipercaya. Oleh karena itu, kedatangannya adalah untuk mengonfirmasi kebenaran dari semua yang telah ia dengar. Ia ingin melihat sendiri kemegahan bait Tuhan yang dibangun Salomo, istananya, serta cara pemerintahannya yang adil dan bijaksana.
Ketika ia tiba dan menyaksikan segala sesuatu yang berkaitan dengan Salomo – kemegahan istana, kelimpahan makanan di meja makannya, tempat duduk para pegawainya, dan cara pelayan-pelayannya melayani – ia sangat takjub. Namun, yang paling membuatnya terkesan dan akhirnya mengucapkan kalimat dalam 2 Tawarikh 9:6 adalah hikmat yang terpancar dari Salomo sendiri. Ia melihat bagaimana Salomo menjawab setiap pertanyaannya dengan jelas, bagaimana ia memahami masalah-masalah kompleks, dan bagaimana ia mengelola kerajaannya dengan begitu baik.
"Yang benar ialah apa yang kudengar di negeriku tentang perbuatan-Mu dan tentang hikmat-Mu," kata Ratu Syeba. Kalimat ini adalah puncak dari pengalamannya. Ia mengakui bahwa semua yang ia dengar tentang Salomo ternyata kurang dari kenyataan. Kebesaran, kekayaan, dan kemegahan yang ia saksikan hanyalah refleksi dari hikmat luar biasa yang dianugerahkan Tuhan kepada Salomo. Pengakuan ini menekankan bahwa hikmat sejati, terutama yang berasal dari Tuhan, adalah sumber kekuatan dan kemuliaan yang paling besar. Kisah ini menjadi pengingat bagi kita bahwa mencari hikmat Tuhan adalah hal yang paling berharga, karena hikmat itulah yang akan memimpin kepada kehidupan yang berkelimpahan dan penuh makna, bahkan melampaui segala kekayaan materi.