Zakharia 3:2 - Allah Memilih Yerusalem

"TUHAN menegur engkau, hai Iblis, bahkan TUHAN, yang memilih Yerusalem, menegur engkau! Bukankah dia ini seperti puntung api yang terluput dari pembakaran?"

Simbol Api yang Terluput TERLUHUR

Ayat Zakharia 3:2 adalah sebuah pernyataan kuat dari otoritas ilahi dan pemilihan khusus Allah atas umat-Nya. Dalam konteks penglihatan kenabian Zakharia, ia menyaksikan Yosua, sang imam besar, berdiri di hadapan malaikat TUHAN, sementara Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk menuduhnya. Di tengah tuduhan dan potensi penghukuman ini, datanglah firman TUHAN yang tegas.

Penegasan bahwa TUHAN menegur Iblis menunjukkan bahwa Iblis tidak memiliki kendali mutlak atas umat Allah. Otoritas tertinggi ada pada Sang Pencipta. Lebih lanjut, penegasan ini diperkuat dengan fakta bahwa TUHAN adalah Dia "yang memilih Yerusalem". Ini bukan sekadar menegur Iblis, melainkan sebuah pengingat akan hak ilahi dan tujuan suci di balik pemilihan kota itu. Yerusalem bukan kota biasa; ia adalah simbol dari perjanjian Allah, pusat penyembahan-Nya, dan tempat di mana nama-Nya bersemayam. Pemilihan ini menegaskan bahwa rencana dan umat-Nya berada di bawah perlindungan ilahi, terlepas dari godaan dan tuduhan musuh.

Metafora "puntung api yang terluput dari pembakaran" sangatlah gamblang. Sebuah puntung api yang hampir hangus, yang selamat dari api yang seharusnya menghancurkannya, melambangkan kerapuhan dan ketidakberdayaan tanpa campur tangan ilahi. Ini mencerminkan kondisi umat Allah yang sering kali berada di ambang kehancuran, baik karena dosa mereka sendiri maupun karena serangan dari luar. Namun, keselamatan mereka bukanlah karena kekuatan mereka sendiri, melainkan murni karena campur tangan dan kasih karunia Allah yang memilih untuk menyelamatkan mereka dari pembinasaan.

Zakharia 3:2 mengingatkan kita bahwa di tengah berbagai tantangan hidup, godaan, dan tuduhan yang datang dari berbagai arah, ada jaminan keselamatan bagi mereka yang telah dipilih. Pemilihan ini bukanlah berdasarkan kelayakan manusia, melainkan murni atas kehendak dan kasih karunia Allah. Kehadiran Iblis yang berusaha menghalangi dan menuduh adalah kenyataan rohani yang harus dihadapi. Namun, kekuatan penuduh itu dibatasi oleh otoritas Allah yang lebih besar dan pemilihan-Nya yang tak tergoyahkan. Ayat ini memberikan penghiburan mendalam dan keyakinan bahwa Allah yang memilih dan menduduki Yerusalem, juga menjaga dan melindungi umat-Nya yang dikasihi-Nya, menyelamatkan mereka dari kehancuran yang seharusnya menimpa. Ini adalah janji perlindungan dan pemulihan yang berakar pada kedaulatan dan kasih setia-Nya.