"Baiklah kamu berjanji kepada suku Lewi, sesuai dengan segala keturunannya, bahwa mereka tidak akan mendapat bagian tanah warisan bersama-sama orang Israel, sebab mereka harus makan korban sembelihan TUHAN, korban santapan TUHAN."
Ayat Yosua 13:12 merupakan bagian penting dari narasi penaklukan dan pembagian tanah Kanaan bagi bangsa Israel. Ayat ini secara spesifik menyoroti bagaimana pengaturan pembagian tanah warisan tidak mencakup suku Lewi. Berbeda dengan sebelas suku Israel lainnya yang menerima bagian tanah sebagai wilayah kekuasaan dan sumber penghidupan, suku Lewi memiliki peran yang berbeda dan unik di tengah umat. TUHAN sendiri yang menetapkan bahwa suku Lewi tidak akan memperoleh tanah warisan di antara orang Israel.
Alasan di balik pengaturan ini dijelaskan dengan jelas dalam ayat tersebut. Suku Lewi ditahbiskan untuk melayani TUHAN dalam hal-hal yang bersifat ilahi dan kekudusan. Tugas utama mereka adalah mengurus Kemah Suci, memelihara hukum TUHAN, mengajarkan Firman Tuhan kepada umat, serta mempersembahkan korban sembelihan dan korban santapan di hadirat TUHAN. Ini adalah pelayanan yang kudus dan mulia, yang membutuhkan konsentrasi penuh dan tanpa gangguan urusan duniawi seperti mengelola lahan pertanian atau mempertahankan wilayah kekuasaan.
Oleh karena itu, sebagai ganti dari tanah warisan, suku Lewi akan "makan korban sembelihan TUHAN, korban santapan TUHAN". Ini berarti mereka akan hidup dari persembahan-persembahan yang dibawa oleh bangsa Israel kepada TUHAN, baik itu korban bakaran, korban syukur, maupun persepuluhan. Ini adalah sistem dukungan yang diberikan oleh TUHAN sendiri, di mana umat-Nya yang memberikan persembahan, dan suku Lewi yang melayani TUHAN, menerima pemeliharaan dari persembahan tersebut.
Penetapan ini menunjukkan keadilan dan kebijaksanaan ilahi. Setiap suku memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam struktur umat Allah. Suku-suku lain bertanggung jawab atas pertahanan, pertanian, dan pemerintahan sipil, sementara suku Lewi berfokus pada pelayanan spiritual. Ketergantungan suku Lewi pada persembahan umat juga menciptakan ikatan spiritual yang kuat antara seluruh bangsa Israel dan para pelayan Tuhan. Hal ini mengingatkan umat Israel akan pentingnya menopang pelayanan ilahi dengan memberikan bagian dari berkat yang mereka terima.
Implikasi dari Yosua 13:12 sangat mendalam. Ini bukan sekadar pembagian tanah, tetapi penegasan prinsip-prinsip rohani tentang pelayanan dan pemeliharaan ilahi. Ketika kita memahami ayat ini, kita dapat melihat bahwa setiap anggota tubuh Kristus memiliki panggilan dan peran yang unik. Seperti suku Lewi yang dipercayakan dengan pelayanan kudus, kita pun dipanggil untuk melayani Tuhan sesuai dengan karunia dan panggilan kita, dan kita juga dapat mengandalkan pemeliharaan-Nya, baik secara langsung maupun melalui dukungan dari sesama orang percaya. Perjanjian tanah Kanaan bagi suku-suku Israel akhirnya menjadi ilustrasi bagaimana setiap orang memiliki tempat dan peran dalam rencana besar Allah.