Yesaya 23:5

"Betapa mengerikannya berita tentang Mesir! Seperti penderitaan karena Laut Merah, demikianlah orang akan mengerang karena Tirus."

Ayat ini, diambil dari Kitab Yesaya pasal 23 ayat 5, memberikan gambaran yang kuat tentang dampak kehancuran yang akan menimpa kota Tirus. Penggambaran ini menggunakan perbandingan dengan pengalaman bangsa Israel ketika mereka melarikan diri dari Mesir dan menghadapi Laut Merah. Peristiwa di Laut Merah adalah momen yang penuh dengan ketakutan, keajaiban, dan penyelamatan ilahi. Namun, dalam konteks ayat ini, penderitaan yang dialami bangsa Israel saat menghadapi Laut Merah disamakan dengan penderitaan yang akan dialami oleh Tirus. Ini menunjukkan betapa dahsyat dan mengerikannya malapetaka yang akan menimpa kota pelabuhan yang kaya dan kuat itu.

Tirus, pada masanya, adalah salah satu kota paling makmur dan berpengaruh di dunia kuno. Terletak di pesisir Fenisia, kota ini adalah pusat perdagangan maritim yang luar biasa. Kekayaan dan kemegahan Tirus sering kali menjadi sumber kebanggaan dan kesombongan. Namun, sebagaimana banyak nubuat dalam Kitab Yesaya, ayat ini membawa peringatan keras bahwa kekayaan dan kekuatan duniawi tidak menjamin keamanan abadi. Tirus, dengan segala kejayaannya, pada akhirnya akan menghadapi penghakiman ilahi.

Perbandingan dengan Laut Merah memberikan nuansa yang menarik. Jika bagi bangsa Israel, Laut Merah adalah titik balik dari perbudakan menuju kebebasan, yang disertai ketakutan luar biasa namun diakhiri dengan kemenangan, maka bagi Tirus, analogi ini menggambarkan sebuah bencana yang akan terasa begitu personal dan mendalam. Mungkin ini menyiratkan bahwa kehancuran Tirus akan menjadi sebuah peristiwa yang mengubah seluruh tatanan hidup dan eksistensi mereka, mirip dengan bagaimana pengalaman di Laut Merah secara fundamental mengubah nasib bangsa Israel. Ketakutan yang dirasakan Tirus mungkin bukan hanya karena serangan fisik, tetapi juga hilangnya identitas, kekayaan, dan pengaruh yang telah mereka bangun selama berabad-abad.

Nubuat ini menekankan sifat alamiah dari kekuatan dan keruntuhan kerajaan. Sejarah telah menunjukkan bahwa kota-kota dan peradaban yang paling gemilang sekalipun dapat jatuh. Penggunaan bahasa yang dramatis seperti "mengerikan berita" dan "penderitaan" menegaskan keseriusan pesan ini. Ini bukan sekadar prediksi biasa, melainkan sebuah peringatan rohani yang mengingatkan manusia untuk tidak bersandar pada kekuatan sementara dunia ini, melainkan pada hikmat dan keadilan ilahi.

Pesan dari Yesaya 23:5, meskipun berbicara tentang masa lalu, tetap relevan hingga kini. Ia mengingatkan kita tentang kerapuhan segala sesuatu yang dibangun di atas fondasi yang tidak kokoh. Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini menjadi bagian dari narasi yang lebih besar dalam Kitab Yesaya, yang meramalkan kejatuhan berbagai bangsa dan kerajaan sebagai bagian dari rencana Allah untuk mendatangkan keadilan dan pemulihan. Kehancuran Tirus, dalam gambaran ini, menjadi salah satu demonstrasi kekuatan dan kedaulatan Allah atas seluruh bangsa-bangsa.

Tirus
Simbol visualisasi kehancuran Tirus.

Makna mendalam dari ayat ini mengajak kita untuk merenungkan tentang kesombongan, kekuatan yang fana, dan keadilan ilahi. Kejatuhan Tirus adalah pengingat bahwa tidak ada kekuatan manusia yang dapat bertahan selamanya jika bertentangan dengan kehendak Sang Pencipta.