Yesaya 21:11 - Penglihatan Edom

"Tentang Duma (Edom). Ada yang berseru kepadaku dari Seir: "Berapa lama lagi para pengintai, berapa lama lagi sampai fajar?" Pengintai menjawab: "Pagi telah tiba, tetapi juga malam. Jika kamu mau bertanya, bertanyalah; kembalilah lagi nanti."

Simbol mata mengawasi dari kejauhan, dengan matahari terbit dan terbenam melambangkan waktu

Ayat Yesaya 21:11 membawa kita pada sebuah penglihatan profetik yang diberikan kepada Nabi Yesaya. Penglihatan ini berfokus pada kota Duma, yang merupakan bagian dari wilayah Edom. Duma, yang secara harfiah berarti "hening" atau "diam", sering kali dikaitkan dengan kehancuran atau ketidakberdayaan. Dalam konteks ini, penglihatan tersebut memberikan gambaran tentang sebuah percakapan yang terjadi antara seseorang yang bertanya dan seorang pengintai.

Pertanyaan yang diajukan, "Berapa lama lagi para pengintai, berapa lama lagi sampai fajar?", mencerminkan kegelisahan dan ketidakpastian yang mendalam. Ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh seseorang yang sedang berjaga, mungkin di tembok kota atau di pos pengamatan, yang menantikan sebuah perubahan, sebuah pertanda baik, atau akhir dari masa kegelapan. Mereka mencari kepastian tentang kapan bahaya akan berlalu atau kapan masa sulit akan berakhir. Kata "fajar" di sini melambangkan harapan, pemulihan, dan datangnya keselamatan.

Namun, jawaban yang diberikan oleh pengintai sangatlah ambigu dan suram: "Pagi telah tiba, tetapi juga malam." Jawaban ini menyiratkan bahwa situasi yang dihadapi tidaklah sederhana. Datangnya "pagi" bisa jadi menandakan dimulainya sebuah fase baru, namun kehadiran "malam" menunjukkan bahwa kegelapan, kesulitan, atau tantangan masih belum sepenuhnya sirna. Ini bisa diartikan sebagai kedatangan sebuah peristiwa yang membawa perubahan, tetapi perubahan tersebut mungkin tidak sepenuhnya positif, atau mungkin membawa konsekuensi yang bercampur aduk.

Kalimat penutup, "Jika kamu mau bertanya, bertanyalah; kembalilah lagi nanti," semakin mempertegas ketidakpastian. Pengintai tidak memberikan jawaban yang definitif atau menenangkan. Sebaliknya, ia justru mengalihkan tanggung jawab kembali kepada penanya, sekaligus memberikan isyarat bahwa informasi lebih lanjut mungkin akan tersedia di waktu mendatang. Hal ini bisa menandakan bahwa nubuat atau peristiwa yang sedang terjadi masih dalam proses perkembangan, dan pemahaman penuh tidak dapat diperoleh saat itu juga.

Dalam interpretasi teologis, ayat Yesaya 21:11 seringkali dilihat sebagai peringatan terhadap bangsa Edom karena kekerasan dan kesombongan mereka terhadap umat Tuhan. Nubuat ini mungkin menunjuk pada penghakiman ilahi yang akan datang atas Edom, di mana mereka akan mengalami kebingungan dan kehancuran, bahkan ketika ada harapan yang tampak muncul. Ini adalah pengingat bahwa penghakiman Tuhan bersifat menyeluruh dan dapat menimpa bangsa-bangsa yang menentang kehendak-Nya. Kehidupan rohani seringkali melibatkan penantian yang penuh dengan ketidakpastian, dan kita diminta untuk terus berjaga dan mencari hikmat Tuhan, bahkan ketika jawaban tidak langsung datang. Kita perlu terus mencari kebenaran dan bersabar dalam menghadapi segala kondisi.

Penglihatan ini juga dapat dihubungkan dengan konteks yang lebih luas dari nubuat-nubuat Yesaya, yang sering kali berbicara tentang penghakiman atas berbagai bangsa dan pemulihan Israel. Pesan dalam ayat Yesaya 21:11 mengajarkan kita tentang pentingnya kewaspadaan, keberanian dalam menghadapi ketidakpastian, dan kesabaran dalam menantikan janji-janji Tuhan. Kehidupan seringkali tidak menawarkan jawaban yang hitam putih, tetapi lebih banyak gradasi abu-abu yang menuntut kita untuk tetap setia dan percaya.