Ikon hati yang dijaga dan buku terbuka JAGA

Yeremia 9:2

"Sekiranya ada orang yang mau kubawa pergi, biarlah dia pergi cepat-cepat, sebab di sana tidak ada lagi damai sejahtera bagi dia."

Ayat Yeremia 9:2 seringkali dikutip dalam konteks peringatan tentang bahaya kemunafikan dan ketidakjujuran yang merajalela. Nabi Yeremia menyampaikan firman Tuhan kepada umat-Nya yang sedang menghadapi masa-masa penuh gejolak dan kekacauan. Dalam firman ini, terdapat panggilan mendesak untuk berhati-hati, terutama terhadap orang-orang yang terlihat baik di luar, namun sebenarnya menyimpan niat buruk dan tipu daya.

Perikop ini mengingatkan kita bahwa penampilan luar bisa sangat menipu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali bertemu dengan berbagai macam orang. Ada yang tulus dan jujur, namun ada pula yang pandai bersilat lidah, pandai membangun citra baik di depan umum, tetapi di balik itu, mereka memiliki niat yang tidak baik, bahkan bisa merusak. Yeremia 9:2 seolah memberikan "tanda bahaya" agar kita tidak mudah percaya pada setiap perkataan atau perbuatan yang terlihat menyenangkan, terutama jika hal tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Pentingnya Kebenaran dan Kejujuran

Nabi Yeremia, melalui firman ini, menekankan betapa pentingnya kebenaran dan kejujuran di tengah masyarakat yang mulai terkikis oleh kepalsuan. Umat Tuhan pada masa itu cenderung mengutamakan keuntungan pribadi, menggunakan lidah mereka untuk menipu, bahkan dengan terang-terangan. Keadaan seperti ini menciptakan lingkungan yang penuh ketidakpercayaan dan kecemasan. Ketika kebohongan menjadi hal yang biasa, maka tidak ada lagi "damai sejahtera" yang sesungguhnya.

Ayat ini juga menyiratkan bahwa orang yang terus menerus hidup dalam kepalsuan dan tipu daya pada akhirnya akan menghadapi konsekuensi. Peringatan untuk "pergi cepat-cepat" menunjukkan adanya bahaya yang mengintai. Ini bukan berarti kita harus paranoid terhadap semua orang, namun lebih kepada kesadaran untuk tetap bijaksana dan tidak terlena oleh permukaan saja. Penting untuk memiliki kemampuan membedakan mana yang tulus dan mana yang tidak, serta menjaga diri agar tidak ikut terjerumus dalam arus kepalsuan tersebut.

Menjaga Hati dan Ucapan

Lebih jauh lagi, Yeremia 9:2 mengajarkan kita untuk introspeksi diri. Apakah kita sendiri termasuk orang yang lidahnya pandai bersilat lidah? Apakah kita seringkali mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan isi hati kita? Nubuatan Yeremia ini menjadi cermin bagi kita untuk memeriksa hati dan perkataan kita sendiri. Kekacauan yang terjadi di luar seringkali bermula dari kekacauan di dalam hati manusia.

Dalam terang firman ini, kita diingatkan untuk senantiasa mengupayakan kebenaran dalam setiap ucapan dan tindakan. Kejujuran adalah pondasi penting dalam setiap hubungan, baik itu hubungan antar sesama manusia maupun hubungan dengan Tuhan. Ketika hati kita dipenuhi oleh kebenaran dan kejujuran, maka kita dapat menjadi sumber kedamaian dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk mengendalikan lidah kita, menjaga hati kita dari niat yang tidak baik, dan senantiasa berjalan dalam kebenaran, agar kita dapat merasakan dan menebarkan damai sejahtera yang sejati.