Yeremia 46:9

"Majulah, hai Kusch, dan hai Mesir, hai Put, yang bersenjata dan yang berpelindung besar dan yang menarik anak panah."

Ayat Yeremia 46:9 merupakan bagian dari nubuat nabi Yeremia mengenai kejatuhan Mesir, salah satu bangsa adidaya pada zamannya, di bawah tangan bangsa Babel. Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini menggambarkan panggilan kepada berbagai bangsa, termasuk Kush (Nubia), Mesir, dan Put (mungkin wilayah di Afrika Utara), untuk bersiap dalam pertempuran. Kata-kata yang digunakan, "majulah" dan penyebutan perlengkapan perang seperti "bersenjata," "berpelindung besar," dan "menarik anak panah," melukiskan sebuah gambaran militer yang siap siaga. Namun, penting untuk memahami bahwa nubuat ini tidak hanya tentang pertarungan antar bangsa, tetapi seringkali juga memiliki makna spiritual dan teologis yang lebih dalam.

Bangsa-bangsa yang disebut dalam ayat ini, seperti Mesir, memiliki sejarah panjang dan pengaruh besar di kawasan Timur Dekat kuno. Mereka seringkali dipandang sebagai kekuatan yang menakutkan dan mandiri. Namun, dalam pandangan para nabi seperti Yeremia, kekuatan militer dan kemegahan duniawi hanyalah sementara. Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu, termasuk nasib bangsa-bangsa. Nubuat ini menunjukkan bahwa bahkan kekuatan terbesar sekalipun tunduk pada kehendak ilahi.

Konsep "majulah" dalam ayat ini bisa diinterpretasikan tidak hanya sebagai ajakan untuk berperang, tetapi juga sebagai penegasan otoritas Tuhan. Seolah-olah Tuhanlah yang memberikan perintah agar bangsa-bangsa ini bergerak, baik untuk tujuan-Nya sendiri maupun sebagai respons terhadap tindakan-Nya. Dalam konteks Yeremia 46, ini adalah bagian dari persiapan Tuhan untuk menghukum mereka yang menindas umat-Nya, atau sebagai tanda bahwa kekuatan Mesir yang angkuh akan segera dipatahkan.

Lebih jauh lagi, ayat ini mengingatkan kita akan kerentanan bangsa-bangsa, betapapun kuatnya mereka. Sejarah telah membuktikan bahwa kekaisaran terbesar pun pernah runtuh. Nubuat Yeremia ini menjadi bukti profetik tentang bagaimana Tuhan bekerja melalui peristiwa-peristiwa sejarah untuk mewujudkan rencana-Nya. Di balik pergerakan pasukan dan strategi perang, ada campur tangan ilahi yang tak terlihat.

Dalam pandangan yang lebih luas, peringatan dan nubuat yang disampaikan melalui Yeremia, termasuk ayat 46:9, bertujuan untuk mendorong umat Tuhan untuk menaruh kepercayaan mereka sepenuhnya kepada Sang Pencipta, bukan kepada kekuatan manusiawi atau sistem duniawi. Ini adalah panggilan untuk melihat melampaui kemegahan duniawi dan memahami bahwa hanya Tuhan yang memiliki kekuasaan mutlak. Oleh karena itu, ketika kita merenungkan Yeremia 46:9, kita diingatkan bahwa di hadapan kekuasaan Tuhan yang Maha Besar, semua kekuatan bangsa-bangsa, betapapun besarnya, pada akhirnya akan menjadi relatif.

TUHAN
Simbol kesatuan dan kekuatan ilahi yang universal.