Yeremia 39:14

"Mereka menyuruh orang untuk memanggil Ebed-Melekh orang Etiopia itu dari belakangnya, lalu berkata kepadanya: 'Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku akan membalas semuanya yang telah kaulakukan itu.'"
Tuhan
Melihat

Ayat Yeremia 39:14 ini menceritakan sebuah momen yang sarat makna, di mana Tuhan menyatakan janji pembalasan-Nya kepada Ebed-Melekh, seorang tokoh yang menunjukkan keberanian luar biasa di tengah kegelapan dan kehancuran. Yerusalem sedang dalam ambang kehancuran, dikepung oleh tentara Babel, dan suasana dipenuhi keputusasaan. Dalam kondisi seperti itulah, Ebed-Melekh, seorang hamba yang berasal dari Etiopia, bertindak melampaui batas kewajibannya. Ia tidak ragu untuk menentang perintah yang salah dan mengambil risiko demi menyelamatkan nyawa Nabi Yeremia. Tindakannya ini merupakan bukti nyata bahwa kebaikan hati dan keberanian dalam menghadapi ketidakadilan akan selalu diperhatikan dan dihargai.

Ebed-Melekh mendengar bahwa Yeremia dijatuhkan ke dalam perigi tanpa air, sebuah hukuman brutal yang dirancang untuk membiarkannya mati perlahan. Alih-alih membiarkannya terjadi, Ebed-Melekh segera bertindak. Ia menghadap raja Zedekia, yang saat itu tampaknya tidak berdaya atau mungkin tidak menyadari sepenuhnya kebrutalan tindakan para pejabatnya, dan dengan tegas menyampaikan penderitaan Yeremia. Raja, tergerak oleh perkataan Ebed-Melekh, memerintahkannya untuk mengambil orang-orang dan menarik Yeremia keluar dari perigi. Ebed-Melekh tidak hanya mengutus orang lain, tetapi ia sendiri yang memimpin usaha penyelamatan ini, menggunakan tali dan kain lapuk untuk menarik sang nabi keluar dari lubang yang gelap. Tindakannya ini menunjukkan ketulusan dan keberanian yang patut dicontoh.

Di tengah suasana yang penuh ancaman dan ketidakpastian, ketika banyak orang hanya memikirkan keselamatan diri sendiri atau mengikuti arus tanpa bertanya, Ebed-Melekh memilih jalan yang berbeda. Ia melihat ada sesuatu yang salah dan tidak dapat berdiam diri. Kisahnya mengingatkan kita akan pentingnya bersuara untuk kebenaran, bahkan ketika itu sulit atau berisiko. Janji Tuhan dalam Yeremia 39:14 adalah jaminan bahwa setiap tindakan kebaikan, setiap pengorbanan, dan setiap keberanian yang dilakukan demi prinsip dan sesama, tidak akan pernah luput dari pandangan Ilahi. Tuhan melihat hati Ebed-Melekh, melihat keberaniannya, dan berjanji untuk membalasnya. Kata "membalas" di sini tidak melulu berarti hukuman, melainkan sebuah imbalan, sebuah penghargaan atas kesetiaannya.

Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini menjadi sumber penghiburan dan kekuatan bagi setiap orang yang sedang menghadapi kesulitan, ketidakadilan, atau penganiayaan. Terkadang, kita mungkin merasa kecil, tidak berdaya, dan suara kita seolah tenggelam dalam lautan masalah. Namun, kisah Ebed-Melekh dan firman Tuhan yang tercatat di Yeremia 39:14 memberikan perspektif yang sangat berbeda. Hal ini mengajarkan bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengamati dan peduli pada setiap tindakan kita. Tuhan tidak memandang kedudukan sosial atau latar belakang seseorang. Ebed-Melekh, seorang hamba, seorang Etiopia, mendapatkan perhatian dan janji Tuhan yang sama seperti nabi atau raja. Ini adalah pesan universal tentang nilai kemanusiaan dan keadilan.

Oleh karena itu, mari kita renungkan pesan yang terkandung dalam Yeremia 39:14. Marilah kita meneladani keberanian Ebed-Melekh untuk melakukan apa yang benar, bahkan ketika itu tidak populer atau sulit. Ingatlah bahwa setiap langkah kebaikan, setiap kata kebenaran yang kita ucapkan, dan setiap upaya untuk membela yang lemah, adalah sesuatu yang dilihat dan dihargai oleh Tuhan. Harapan dan kepercayaan kita seharusnya tertuju pada Tuhan yang senantiasa melihat dan pada akhirnya akan membalas semua kebaikan yang telah kita lakukan. Dalam masa-masa sulit sekalipun, janji ini menjadi jangkar bagi jiwa kita, mengingatkan bahwa kita tidak pernah sendirian dan kebaikan tidak pernah sia-sia.