"Lalu kulihat, dan sungguh, ada gambaran yang seperti api yang mulai dari pada pinggangnya ke bawah, dan dari pinggangnya ke atas tampak seperti keremangan."
Kitab Yehezkiel kaya akan penglihatan profetik yang penuh simbolisme, dirancang untuk menyampaikan pesan Tuhan yang kuat kepada umat-Nya yang dibuang ke Babel. Salah satu penglihatan yang paling menarik perhatian terdapat dalam pasal 8, di mana nabi Yehezkiel dibawa dalam roh kembali ke Yerusalem untuk menyaksikan kemurtadan yang mendalam di dalam Bait Allah. Ayat 2 dari pasal ini, "Lalu kulihat, dan sungguh, ada gambaran yang seperti api yang mulai dari pada pinggangnya ke bawah, dan dari pinggangnya ke atas tampak seperti keremangan," membuka tirai penglihatan yang dramatis ini.
Deskripsi visual yang diberikan oleh Yehezkiel bersifat samar namun sugestif. Ia melihat bentuk yang menyerupai sosok manusia, namun dengan ciri khas yang tidak biasa. Bagian bawah dari sosok ini digambarkan seperti api, yang menyiratkan kehadiran ilahi yang mengagumkan, namun juga bisa melambangkan penghakiman yang membakar. Di sisi lain, bagian atas sosok tersebut tampak seperti keremangan atau kegelapan, menimbulkan kesan misteri dan ketidakjelasan. Kombinasi api dan keremangan ini bisa diartikan sebagai kemuliaan Tuhan yang tak terselami, yang hadir di tengah-tengah umat-Nya, namun juga sebagai peringatan akan awan kegelapan yang meliputi dosa dan ketidaktaatan.
Penglihatan ini tidak berdiri sendiri. Segera setelah itu, Yehezkiel diperlihatkan berbagai tindakan penyembahan berhala dan kekejaman yang dilakukan di dalam tembok Bait Allah, tempat yang seharusnya suci. Ia melihat para tua-tua Israel melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum Tuhan, bahkan di tempat yang paling kudus. Gambaran api dari pinggang ke bawah dapat menjadi manifestasi kemuliaan Tuhan yang sedang menyaksikan dosa umat-Nya, atau bahkan sebagai pertanda awal dari penghakiman yang akan datang atas dosa-dosa tersebut. Keremangan di bagian atas bisa jadi melambangkan ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya memahami kehendak Tuhan atau menyerap kehadiran-Nya yang kudus di tengah-tengah dosa.
Yehezkiel 8:2 berfungsi sebagai pintu masuk ke dalam serangkaian penglihatan yang mengungkapkan pelanggaran serius yang dilakukan oleh umat pilihan Tuhan. Penglihatan ini menekankan bahwa Tuhan melihat segalanya, bahkan di tempat-tempat yang dianggap tersembunyi. Api yang dilihat oleh Yehezkiel dapat diartikan sebagai kesucian Tuhan yang tidak dapat mentolerir dosa, sementara keremangan mungkin mencerminkan aspek ketidakmengertian atau ketidakmampuan manusia untuk menghadapi kebenaran ilahi secara langsung ketika mereka telah berpaling dari-Nya.
Pesan yang disampaikan melalui penglihatan ini sangat relevan bagi setiap zaman. Penggunaan simbol api dan keremangan mengingatkan kita akan karakter ganda Tuhan: Ia adalah api yang menghanguskan, suci dan adil, tetapi juga kehadiran-Nya yang menyelimuti, yang bisa menjadi sumber penghiburan dan perlindungan bagi mereka yang taat. Namun, bagi mereka yang memilih jalan dosa dan penyimpangan, kehadiran-Nya yang sama bisa menjadi ancaman penghakiman. Yehezkiel 8:2, dengan gambaran visualnya yang kuat, berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya kesucian dan integritas di hadapan Tuhan, serta konsekuensi serius dari berpaling dari jalan-Nya.
Melalui penglihatan yang mendalam ini, Tuhan memanggil Yehezkiel untuk menjadi saksi dan penyampai pesan-Nya. Ini adalah panggilan yang berat, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memahami kedalaman belas kasihan dan keadilan Tuhan. Gambaran api dan keremangan menjadi simbol yang kuat dari keadaan rohani Yerusalem saat itu, yaitu perpaduan antara kehadiran Tuhan yang masih ada dan kegelapan dosa yang merajalela.