Ulangan 12:15

"Tetapi apabila ada tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, di salah satu tempat pangkal perkaranganmu, untuk mendiami nama-Nya di sana, maka haruslah kamu membawa persembahan-persembahanmu dan segala yang diperintahkan kepadamu, dan segala persembahan yang kamu persembahkan dengan sukarela, dan persembahan-persembahan yang terbaik dari ternakmu, baik jantan maupun betina; kamu harus memakannya di tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, itu, di hadapan TUHAN, Allahmu, kamu dan keluargamu harus bersukacita."

Memahami Perintah untuk Bersukacita di Tempat yang Ditetapkan

Ayat Ulangan 12:15 merupakan bagian dari instruksi Tuhan kepada bangsa Israel mengenai cara mereka beribadah dan merayakan sukacita ketika mereka memasuki Tanah Perjanjian. Perintah ini menekankan pentingnya ibadah yang terpusat dan kegembiraan yang tulus di hadapan Tuhan. Jauh sebelum Yerusalem menjadi pusat ibadah yang definitif, Tuhan memberikan petunjuk bahwa akan ada satu tempat yang Dia pilih untuk menempatkan nama-Nya. Di tempat inilah semua persembahan, termasuk persembahan sukarela dan persepuluhan, harus dibawa.

Inti dari ayat ini bukan hanya mengenai ritual persembahan, tetapi lebih dalam lagi tentang persekutuan dan sukacita. Setelah mempersembahkan kepada Tuhan, umat-Nya diizinkan untuk mengambil sebagian dari persembahan tersebut, khususnya daging dari ternak mereka, untuk dinikmati bersama keluarga di hadapan Tuhan. Ini adalah momen kebersamaan yang luar biasa; sebuah kesempatan untuk merayakan berkat Tuhan dalam suasana kegembiraan dan syukur. Perintah untuk "bersukacita" menunjukkan bahwa ibadah kepada Tuhan seharusnya tidak hanya menjadi beban atau kewajiban semata, tetapi juga harus diwarnai dengan kebahagiaan yang mendalam atas kebaikan-Nya.

Relevansi Ulangan 12:15 di Masa Kini

Meskipun konteks ibadah Israel kuno berbeda dengan ibadah Kristen saat ini, prinsip-prinsip dalam Ulangan 12:15 tetap relevan. Kita dapat melihat bahwa Tuhan menginginkan ibadah yang terpusat, yang dalam pengertian Kristen merujuk pada Kristus sebagai pusat iman kita. Selain itu, perintah untuk bersukacita di hadapan Tuhan juga menjadi pengingat penting. Ibadah kita seharusnya bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan ekspresi syukur dan kebahagiaan atas keselamatan yang telah diberikan melalui Yesus Kristus.

Ketika kita berkumpul sebagai jemaat, entah itu di gereja atau dalam kelompok kecil, momen tersebut adalah kesempatan untuk merasakan kehadiran Tuhan dan saling menguatkan. Kita diundang untuk bersukacita bersama, berbagi berkat, dan merayakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Perintah untuk membawa persembahan pun dapat dimaknai sebagai tindakan memberi yang penuh sukacita, baik dalam bentuk materi maupun pelayanan, sebagai respons terhadap kasih karunia Tuhan yang melimpah. Ulangan 12:15 mengajarkan kita bahwa ibadah yang benar adalah perpaduan antara ketaatan yang tulus, persembahan yang penuh kasih, dan sukacita yang meluap di hadirat Sang Pencipta.