Mazmur 72:19 adalah sebuah penutup yang penuh kekuatan dan sukacita dalam sebuah doa yang panjang untuk Raja Salomo. Ayat ini bukan hanya sekadar penutup, tetapi sebuah deklarasi iman yang melampaui masa pemerintahan seorang raja duniawi. Ia berbicara tentang pujian yang kekal bagi Allah, sumber dari segala kebaikan dan keajaiban.
Frasa "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, Allah yang ajaib, yang sendirinya melakukan keajaiban!" adalah inti dari ayat ini. Ia mengakui kekuasaan dan keagungan Allah yang tak tertandingi. Allah Israel bukanlah dewa lokal yang terbatas, tetapi Penguasa semesta alam yang bertindak dengan kuasa luar biasa. Keajaiban-keajaiban-Nya adalah bukti nyata dari kehadiran dan campur tangan-Nya dalam sejarah manusia, dan terutama dalam kehidupan umat pilihan-Nya. Mengakui bahwa Allah "sendirinya melakukan keajaiban" menegaskan bahwa tidak ada kekuatan lain yang menandingi-Nya, dan setiap mukjizat berasal dari kehendak dan kuasa-Nya semata.
Pujian ini tidak berhenti pada masa kini, tetapi memancar ke masa depan yang tak terbatas: "Terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya". Ini adalah sebuah aspirasi agar nama Allah, yang merepresentasikan diri-Nya, dihormati dan ditinggikan sepanjang masa. Sebuah pengakuan bahwa kebesaran dan kemuliaan-Nya tidak akan pernah pudar atau berakhir. Ini adalah seruan agar setiap generasi terus menerus mengakui kebesaran-Nya.
Lebih jauh lagi, seruan ini meluas hingga mencakup seluruh ciptaan: "dan biarlah seluruh bumi dipenuhi kemuliaan-Nya." Ini adalah visi mesianik yang mendalam, di mana pemerintahan Allah, yang dilambangkan oleh raja yang saleh, akan membawa keadilan dan kedamaian ke seluruh penjuru bumi. Kemuliaan Allah bukan hanya sesuatu yang dialami di tempat ibadah atau dalam hati individu, tetapi sesuatu yang akan memenuhi seluruh realitas. Keberadaan-Nya yang mulia akan dirasakan dan diakui oleh setiap bangsa dan setiap makhluk di bumi.
Penutup yang tegas, "Amin, amin," menggarisbawahi keyakinan yang mendalam terhadap doa dan janji yang terkandung di dalamnya. Ini adalah penegasan bahwa apa yang diucapkan adalah kebenaran yang pasti dan akan digenapi. Doa dan pujian seperti yang tercatat dalam Mazmur 72:19 mengingatkan kita akan pentingnya memusatkan pandangan kita pada Allah yang berdaulat, yang kebaikan dan kemuliaan-Nya melampaui segala pemahaman kita. Ia adalah sumber harapan kita, dan pujian kepada-Nya seharusnya menjadi respons kita yang paling tulus, untuk selamanya.