Kontemplasi atas Kebenaran Ilahi
Firman Tuhan dalam Mazmur 135:15 menyajikan sebuah kebenaran yang mendalam tentang sifat berhala dan kontrasnya dengan kemuliaan Allah yang sejati. Ayat ini secara gamblang menyatakan, "Berhala bangsa-bangsa ialah perak dan emas, buatan tangan manusia." Pernyataan sederhana namun kuat ini mengajak kita untuk merenungkan apa yang sesungguhnya bernilai dan apa yang seharusnya disembah. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, di mana berbagai bentuk "berhala" baru seringkali muncul, pemahaman akan kebenaran ini menjadi semakin relevan.
Perak dan emas, yang disebutkan dalam ayat ini, melambangkan kekayaan, kemegahan, dan nilai materi yang seringkali diagungkan oleh manusia. Namun, Mazmur ini mengingatkan kita bahwa semua itu adalah "buatan tangan manusia." Ini berarti bahwa berhala, meskipun dibuat dari bahan yang berharga di mata dunia, pada hakikatnya adalah ciptaan yang tidak memiliki kuasa, tidak memiliki kehidupan, dan tidak dapat memberikan pertolongan atau keselamatan sejati. Berbeda dengan Allah yang Maha Pencipta, yang keberadaan-Nya mendahului segala sesuatu dan tak terbatas, berhala adalah produk dari keterbatasan dan kelemahan manusia.
Dalam konteks spiritual, "berhala" dapat mengambil berbagai bentuk. Ia bisa berupa obsesi terhadap kekayaan materi, ambisi yang tak terkendali, popularitas, atau bahkan hubungan yang dijadikan pusat hidup melebihi Allah. Ketika kita menempatkan hal-hal ini di posisi yang seharusnya hanya untuk Tuhan, kita secara tidak sadar menyembah berhala. Mazmur 135:15 menjadi pengingat yang sangat dibutuhkan bahwa apa pun yang kita puja dan tempatkan di atas segalanya, jika itu adalah sesuatu yang dapat kita ciptakan, kita kontrol, atau yang bersifat fana, maka itu bukanlah sumber kehidupan dan keselamatan yang sejati.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, yang tak terbatas, yang menciptakan langit dan bumi. Dia adalah sumber segala kebaikan, keadilan, dan kasih. Berbeda dengan patung yang bisu dan tak berdaya, Allah berbicara, bertindak, dan senantiasa hadir bagi umat-Nya. Kontras yang tajam ini menegaskan kembali keagungan dan keunikan Allah. Setiap umat yang bijak akan berpaling dari apa yang hanya merupakan ciptaan dan mengarahkan hati serta seluruh keberadaannya kepada Sang Pencipta yang kekal.
Oleh karena itu, marilah kita terus-menerus menguji hati kita. Apakah ada hal-hal dalam hidup kita yang tanpa sadar telah kita jadikan berhala, menggeser posisi Allah yang seharusnya menjadi pusat? Mazmur 135:15 adalah panggilan untuk kembali kepada penyembahan yang murni, yang hanya ditujukan kepada Allah yang sejati, yang hidup dan berkuasa selamanya. Hanya dalam Dia kita menemukan makna, tujuan, dan keselamatan yang abadi, bukan dalam perak, emas, atau apa pun yang bisa dibuat oleh tangan manusia.