Cahaya yang Mengubah Segalanya Kisah Pertobatan Rasul Paulus

Kisah Rasul 9:7

"Malaikat Tuhan berkata kepada Saulus: 'Bangunlah, berjalanlah ke kota, dan di sana akan diberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat.'"

Kisah pertemuan Saulus dengan Tuhan di jalan menuju Damsyik adalah salah satu momen paling dramatis dan transformatif dalam sejarah Kekristenan. Ayat ketujuh dari pasal kesembilan Kitab Kisah Para Rasul ini mencatat instruksi ilahi yang diterima Saulus dari suara yang mendengar dan para pengiringnya.

Pada saat itu, Saulus, yang kemudian dikenal sebagai Rasul Paulus, adalah seorang penganiaya gereja yang gigih. Ia bersemangat memerangi ajaran Yesus dan para pengikut-Nya. Namun, perjalanan yang ia tempuh ke Damsyik dengan tujuan menangkap orang-orang Kristen di sana justru menjadi titik balik hidupnya. Tiba-tiba, seberkas cahaya dari langit menyilaukan dia, lebih terang dari matahari, dan ia tersungkur ke tanah.

Di tengah kebingungan dan kebutaan yang dialaminya, terdengar suara memanggilnya, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?" Suara itu adalah suara Yesus sendiri. Saulus, dalam ketakutan dan kekaguman, bertanya, "Siapakah Engkau, Tuan?" Jawaban yang ia terima sungguh mengguncang: "Akulah Yesus, yang engkau aniaya."

Ayat ketujuh memberikan detail penting: "Malaikat Tuhan berkata kepada Saulus: 'Bangunlah, berjalanlah ke kota, dan di sana akan diberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat.'" Perhatikan bahwa ayat ini menyatakan "Malaikat Tuhan" yang berbicara, meskipun narasi sebelumnya dan sesudahnya dengan jelas mengindikasikan bahwa itu adalah suara Yesus sendiri yang berbicara kepadanya. Perlu dicatat bahwa dalam konteks Alkitab, Yesus Kristus sering disebut sebagai "Utusan Tuhan" atau malaikat Tuhan, terutama dalam manifestasi-Nya sebelum inkarnasi penuh-Nya.

Instruksi untuk "bangunlah" dan "berjalanlah ke kota" menunjukkan bahwa meskipun Saulus secara fisik terbaring dan buta, ia harus mengambil tindakan dan melanjutkan perjalanannya. Ini menandakan bahwa proses pertobatannya tidak berhenti pada pengalaman supranatural itu, tetapi akan berlanjut melalui tindakan dan bimbingan selanjutnya. Permintaan "di sana akan diberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat" menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana yang jelas untuk Saulus, sebuah rencana yang akan diwahyukan kepadanya di Damsyik.

Peristiwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah transformasi yang luar biasa. Saulus, yang tadinya musuh terbesar Kekristenan, akan menjadi salah satu misionaris paling berpengaruh yang pernah ada, membawa Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi dan menulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru. Pengalaman di jalan menuju Damsyik, yang dimulai dengan cahaya terang dan suara ilahi, mengubah fokus hidupnya dari penganiayaan menjadi pemberitaan, dari penghancuran menjadi pembangunan gereja.

Kisah Rasul 9:7 mengingatkan kita bahwa Tuhan dapat bekerja melalui cara-cara yang tak terduga untuk mengubah hidup seseorang. Bahkan orang yang paling keras hati sekalipun dapat dijangkau oleh kasih dan kuasa-Nya. Yang terpenting adalah kesediaan untuk mendengarkan suara-Nya, bangkit dari ketidakpedulian, dan berjalan ke arah yang Dia tunjukkan, siap menerima rencana-Nya bagi hidup kita.