Kisah Rasul 4:25

"sebab Engkau, oleh Roh Kudus dengan perantaraan Daud, hamba-Mu, telah berfirman: Mengapa bangsa-bangsa geram dan bangsa-bangsa merancangkan sesuatu yang sia-sia?"

Ilustrasi para rasul berdoa bersama 1 2 3 4 5 6 7

Kisah Para Rasul pasal 4 ayat 25 menceritakan momen penting pasca penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah. Petrus dan Yohanes, setelah dibebaskan dari penjara, berkumpul dengan saudara-saudara seiman mereka. Bukan ketakutan yang mereka rasakan, melainkan justru semakin menguatkan iman dan keberanian mereka. Mereka mengangkat suara bersama dalam doa, mengakui kedaulatan Allah dan kuasa-Nya.

Ayat 25 ini adalah inti dari doa mereka. Di tengah tekanan dan ancaman dari para pemimpin agama Yahudi, para rasul ini tidak berseru meminta perlindungan fisik semata. Sebaliknya, mereka mengutip Mazmur 2 dan mengaitkannya dengan situasi yang sedang mereka hadapi. Mereka mengakui bahwa seluruh kekacauan, penolakan, dan rencana jahat yang dihadapi oleh Yesus dan para pengikut-Nya adalah bagian dari firman Allah yang telah dinubuatkan.

Doa ini menunjukkan pemahaman mendalam para rasul tentang rencana Allah. Mereka melihat bahwa penentangan terhadap Injil bukanlah sesuatu yang baru, melainkan telah dinubuatkan sejak lama. Bangsa-bangsa (dalam konteks ini merujuk pada kekuasaan duniawi dan penentang Injil) memang "geram" dan "merancangkan sesuatu yang sia-sia." Frasa "sesuatu yang sia-sia" menekankan ketidakberdayaan segala upaya manusia yang melawan kehendak Allah. Sehebat apapun rencana manusia, jika bertentangan dengan rencana Ilahi, pada akhirnya akan menjadi sia-sia.

Dalam konteks yang lebih luas, doa ini menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi gereja mula-mula. Ketika menghadapi penganiayaan dan penolakan, mereka diingatkan bahwa ini bukanlah hal yang tidak terduga. Sebaliknya, ini adalah bagian dari penggenapan nubuat, dan bahwa Tuhanlah yang berdaulat atas segala sesuatu. Doa ini mengajarkan kita untuk tidak terkejut atau berkecil hati ketika menghadapi kesulitan karena iman kita. Sebaliknya, kita dipanggil untuk kembali kepada Firman Tuhan, mengakui kedaulatan-Nya, dan melihat bahwa segala upaya yang melawan kehendak-Nya pasti akan berakhir dalam kesia-siaan. Doa ini adalah pengingat bahwa kekuatan sejati datang dari pengakuan akan kebesaran Tuhan dan pemahaman akan rencana-Nya.