Kisah Rasul 17:25 - Panggilan Ilahi Melalui Paulus

"Ia bukan disembah oleh tangan manusia, seolah-olah Ia memerlukan sesuatu, karena Dialah yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua makhluk."

Sang Pencipta Memberikan Hidup Sumber Napas Segala Sesuatu Representasi visual dari Sang Pencipta yang memberikan kehidupan, napas, dan segala sesuatu.

Kisah Rasul 17:25 adalah sebuah ayat yang menyoroti esensi dari keilahian, sebuah kebenaran fundamental yang disampaikan oleh Rasul Paulus di tengah keramaian kota Athena. Dalam konteks khotbahnya di Areopagus, Paulus berhadapan dengan para filsuf Epikurean dan Stoa, yang memiliki pandangan berbeda tentang Tuhan dan alam semesta. Ia menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan Allah yang benar, bukan dewa-dewi yang diciptakan oleh imajinasi manusia atau disembah dengan ritual yang dangkal.

Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan tidak memerlukan apa pun dari manusia. Ini adalah penolakan terhadap gagasan kuno bahwa dewa-dewa bergantung pada persembahan, doa, atau pemujaan dari umat mereka. Sebaliknya, Allah adalah sumber segala sesuatu. Dia adalah Pemberi kehidupan, sumber dari napas yang kita hirup, dan penggerak di balik keberadaan segala sesuatu. Ini adalah konsep teologis yang kuat yang membedakan Allah yang benar dari ilah-ilah ciptaan manusia yang terbatas.

Dalam perjalanannya, Paulus mengamati altar "kepada Allah yang tidak dikenal" di Athena. Inilah yang memberinya titik tolak untuk berbicara tentang Allah yang sesungguhnya. Dia ingin mereka mengenal Dia yang telah mereka sembah tanpa sadar. Melalui pesan ini, Paulus mengajak mereka untuk beralih dari menyembah berhala atau gagasan filosofis yang abstrak menuju pengenalan pribadi akan Sang Pencipta. Kebenaran bahwa Allah tidak disembah oleh "tangan manusia" berarti bahwa Dia tidak dapat dibatasi, dibentuk, atau dilayani oleh tindakan fisik manusia. Kebutuhan ada pada ciptaan, bukan pada Sang Pencipta.

Lebih lanjut, ayat ini menekankan kemandirian dan kedaulatan Allah. Dia adalah sumber dari "hidup dan napas dan segala sesuatu." Ini berarti bahwa setiap denyut nadi, setiap helaan napas, dan setiap aspek dari realitas kita berakar pada keberadaan-Nya. Ia bukan entitas pasif yang duduk di alam semesta, tetapi kekuatan aktif yang menopang dan memelihara segalanya. Konsep ini sangat kontras dengan pandangan dualistik atau materialistik yang hanya melihat alam sebagai sesuatu yang ada dengan sendirinya.

Kisah rasul 17:25 bukan hanya sebuah pernyataan teologis, tetapi juga panggilan untuk berpaling. Paulus tidak hanya ingin mereka memahami siapa Allah itu, tetapi juga mengajak mereka untuk merespons kebenaran ini. Pengenalan akan Allah yang sejati harus membawa perubahan dalam cara hidup dan penyembahan. Ini adalah undangan untuk meninggalkan kesia-siaan dan mengarahkan hati serta pikiran kepada Dia yang benar-benar layak menerima segala pujian dan kehormatan. Melalui kata-kata Paulus, kita diingatkan bahwa setiap kehidupan adalah anugerah dari Dia yang adalah Sumber Kehidupan itu sendiri.