Kidung Agung 2:13

"Sudah lama gugur bunga-bunga di tanah, musim berperi telah tiba, suara merpati terdengar di tanah kita."

Simbol kebangkitan kehidupan dan kembalinya musim yang indah.

Kidung Agung 2:13 adalah sebuah ayat yang memancarkan keindahan alam dan simbolisme yang kaya dalam konteks kasih dan kebangkitan. Frasa "Sudah lama gugur bunga-bunga di tanah" mengisyaratkan akhir dari suatu periode, mungkin musim dingin yang panjang atau masa penantian yang melelahkan. Bunga-bunga yang gugur melambangkan sesuatu yang telah berlalu, sesuatu yang indah namun telah selesai siklusnya.

Namun, bait ini tidak berhenti pada kesedihan atau kehilangan. Justru, ia bergerak menuju afirmasi kehidupan yang baru. Ungkapan "musim berperi telah tiba" membawa nuansa kebahagiaan dan pembaruan. "Musim berperi" merujuk pada musim semi, waktu di mana alam kembali hidup setelah periode dormansi. Ini adalah masa pertumbuhan, kesuburan, dan keindahan yang baru.

Lebih lanjut, ayat ini diakhiri dengan gambaran yang begitu menyentuh: "suara merpati terdengar di tanah kita." Merpati sering kali melambangkan kedamaian, kesetiaan, dan bahkan kehadiran ilahi. Kemunculan suara merpati menandakan kembalinya ketenangan, kenyamanan, dan hubungan yang harmonis. Dalam konteks Kidung Agung, yang sering diinterpretasikan sebagai gambaran kasih antara Kristus dan Jemaat-Nya, ayat ini bisa dimaknai sebagai undangan untuk menyadari dan menikmati keindahan kasih yang telah diperbaharui.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap akhir, selalu ada awal yang baru. Seperti alam yang mengalami pergantian musim, kehidupan manusia pun penuh dengan siklus. Ada masa-masa penantian, tantangan, dan bahkan kesedihan, namun selalu ada harapan akan pembaruan dan kebangkitan. Keindahan alam dalam ayat ini menjadi metafora yang kuat untuk menggambarkan kedalaman dan kesegaran kasih yang terus tumbuh dan bersemi.

Kemunculan bunga-bunga baru, kedatangan musim semi yang menyenangkan, dan suara merpati yang menenangkan, semuanya adalah penanda kembalinya kehidupan dan harmoni. Ini adalah pengingat yang indah bahwa di tengah ketidakpastian hidup, selalu ada keindahan yang menanti untuk ditemukan, terutama dalam relasi kasih yang tulus dan abadi. Kidung Agung 2:13 mengundang kita untuk merayakan setiap tahap kehidupan, dan senantiasa membuka hati untuk menerima berkat dan pembaruan yang ditawarkan oleh kasih.