Ayat ini dari kitab Keluaran, pasal 9, ayat 26, menceritakan tentang salah satu dari sepuluh tulah yang ditimpakan Allah atas Mesir. Tulah yang dimaksud di sini adalah hujan es yang dahsyat dan api yang berkobar-kobar. Bencana alam ini begitu mengerikan, menghancurkan segala sesuatu yang berada di ladang, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Namun, di tengah kehancuran itu, ada satu tempat yang luput dari murka ilahi: tanah Gosyen, tempat kediaman umat Israel.
Keluaran 9:26 menggarisbawahi konsep perlindungan dan pemisahan ilahi. Allah memisahkan umat-Nya dari malapetaka yang menimpa bangsa lain. Ini bukan kebetulan, melainkan bukti nyata dari kedaulatan dan kepedulian Allah terhadap umat perjanjian-Nya. Di tengah-tengah kesulitan yang tampaknya tidak terhindarkan, ada tempat perlindungan bagi mereka yang percaya. Kejadian ini memberikan harapan bahwa bahkan dalam masa-masa tergelap, ada pertolongan ilahi yang dapat diandalkan.
Fenomena keluaran 9 26 ini mengingatkan kita akan kuasa Allah yang dapat mengatur alam semesta sesuai kehendak-Nya. Hujan es dan api yang turun dari langit adalah demonstrasi kekuatan yang luar biasa, namun Allah memilih untuk tidak menimpakannya pada orang Israel. Ini menunjukkan bahwa Allah bertindak dengan tujuan dan rencana. Bagi umat Israel, ini adalah peringatan sekaligus penguat iman. Peringatan bahwa Allah serius dengan tuntutan-Nya, dan penguat bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka dalam kesulitan.
Relevansi dari keluaran 9 26 ini terus bergema hingga kini. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, kita bisa merujuk pada kisah ini sebagai sumber inspirasi. Kita mungkin menghadapi badai "hujan es" dalam bentuk kesulitan ekonomi, masalah pribadi, atau krisis global. Namun, janji perlindungan Allah tetap berlaku bagi mereka yang berserah kepada-Nya. Tanah Gosyen menjadi simbol dari tempat aman yang disediakan Allah bagi umat-Nya, tempat di mana kita dapat menemukan kedamaian dan kekuatan di tengah kekacauan dunia. Kemampuan Allah untuk melindungi umat-Nya dari malapetaka adalah janji yang tak tergoyahkan, sebuah fondasi bagi iman yang teguh.
Penting untuk dicatat bahwa perlindungan ini tidak datang secara pasif. Umat Israel diperintahkan oleh Allah untuk berada di tanah Gosyen. Ini menyiratkan bahwa kita juga harus aktif mengambil langkah iman, taat pada firman-Nya, dan mencari perlindungan dalam hadirat-Nya. Kisah keluaran 9 26 ini lebih dari sekadar catatan sejarah; ia adalah pelajaran berharga tentang kesetiaan Allah, kuasa-Nya yang tak terbatas, dan panggilan bagi kita untuk hidup dalam hubungan yang erat dengan-Nya. Melalui iman, kita dapat mengalami 'tanah Gosyen' kita sendiri, sebuah tempat kedamaian dan keamanan di tengah gelombang kehidupan.