Keluaran 9:21

"Tetapi siapa yang tidak mengindahkan firman TUHAN, dibiarkannya budaknya dan barang-barangnya tertinggal di padang."

Ayat Keluaran 9:21 merupakan bagian dari kisah pertempuran iman antara Musa, Harun, dan Firaun di Mesir kuno. Kejadian ini terjadi di tengah-tengah malapetaka kesepuluh yang Tuhan jatuhkan atas Mesir untuk memaksa Firaun mengizinkan bangsa Israel pergi. Teks ini secara spesifik menyoroti salah satu hukuman yang lebih mengerikan: hujan es yang sangat dahsyat yang menimpa seluruh negeri, menghancurkan apa pun yang ada di luar ruangan.

Peringatan Ilahi

Simbolisasi potensi malapetaka dan peringatan

Makna dan Konteks

Ayat ini memberikan sebuah peringatan krusial. Tuhan memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menanggapi firman-Nya. Mereka yang beriman dan mendengarkan peringatan Tuhan melalui Musa, mengambil tindakan untuk melindungi diri, keluarga, dan harta benda mereka. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan atau meremehkan firman Tuhan akan menghadapi konsekuensi yang keras. Ungkapan "dibiarkannya budaknya dan barang-barangnya tertinggal di padang" menggambarkan ketidaksiapan dan kelalaian mereka yang tidak taat.

Kejadian ini bukan hanya tentang hukuman fisik semata. Ini adalah ujian ketaatan dan iman. Tuhan tidak ingin menghancurkan, tetapi Dia menginginkan pertobatan dan pengakuan atas kekuasaan-Nya. Orang Mesir yang bijak dan memiliki ketakutan akan Tuhan pada awalnya diperingatkan oleh Musa untuk membawa budak-budak mereka dan ternak mereka ke dalam rumah karena ancaman hujan es yang akan datang. Namun, tidak semua orang mengindahkan peringatan tersebut. Beberapa, mungkin karena kesombongan, ketidakpercayaan, atau terikat pada cara-cara lama, memilih untuk mengabaikannya.

Dampak dari hujan es itu sangat parah. Teks-teks Alkitabiah lainnya menggambarkan bagaimana semua binatang yang ada di padang, baik manusia maupun binatang, yang berada di luar rumah akan mati. Ini adalah gambaran yang jelas tentang bahaya mengabaikan peringatan ilahi. "Keluaran 9:21" mengingatkan kita bahwa firman Tuhan selalu membawa konsekuensi, baik positif bagi yang taat maupun negatif bagi yang mengabaikan.

Relevansi untuk Masa Kini

Dalam kehidupan modern, peringatan serupa mungkin tidak datang dalam bentuk hujan es yang menghancurkan. Namun, firman Tuhan tetap relevan dan terus memberikan bimbingan serta peringatan. Mengabaikan prinsip-prinsip moral, etika, atau ajaran spiritual dapat membawa konsekuensi yang merusak dalam hubungan, karier, kesehatan, dan kesejahteraan batiniah kita. Tuhan terus berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, melalui hati nurani kita, dan melalui komunitas iman.

Kemampuan untuk "mendengarkan" dan "mengindahkan" firman Tuhan adalah tanda kedewasaan rohani. Ini berarti kita membuka diri terhadap kebenaran, bersedia mengubah perspektif, dan bertindak sesuai dengan apa yang kita yakini benar. Sebaliknya, sikap keras kepala dan ketidakpedulian dapat membuat kita "tertinggal di padang," kehilangan berkat, perlindungan, dan kedamaian yang Tuhan tawarkan. Pesan dari Keluaran 9:21 adalah pengingat abadi bahwa ketaatan yang penuh iman adalah jalan menuju keselamatan dan berkat.

Memilih untuk mengindahkan firman Tuhan adalah sebuah keputusan aktif. Ini membutuhkan kerendahan hati untuk mengakui bahwa ada kebijaksanaan yang lebih tinggi daripada pemahaman kita sendiri. Ketika kita memprioritaskan kehendak Tuhan dalam hidup kita, kita menempatkan diri kita di bawah perlindungan-Nya, siap untuk menghadapi badai apa pun yang mungkin datang, bukan dengan ketakutan, tetapi dengan keyakinan bahwa Dia akan menuntun kita melaluinya.