Ayat Keluaran 8:31 mencatat sebuah momen dramatis dalam kisah Musa dan bangsa Israel di Mesir. Setelah serangkaian tulah yang mengerikan melanda tanah Mesir, termasuk invasi serangga ganas yang meluap, TUHAN menunjukkan kuasa-Nya sekali lagi dengan menarik bala bencana tersebut atas perintah Musa. Peristiwa ini bukan sekadar peredaan sementara, melainkan sebuah penegasan otoritas ilahi dan sebuah langkah maju dalam pembebasan umat pilihan-Nya.
Keluarnya binatang-binatang ganas yang tiba-tiba dan tuntas dari setiap rumah di Mesir, baik milik Firaun, pegawainya, maupun rakyat jelata, menunjukkan betapa luasnya kendali ilahi atas alam semesta. Bencana ini datang begitu cepat dan menghilang dengan cara yang sama, meninggalkan keheningan setelah badai. Hal ini tentu saja memperkuat ketakutan dan kebingungan di kalangan orang Mesir, sekaligus menegaskan janji dan kekuatan TUHAN kepada Musa dan bangsa Israel.
Dalam konteks Keluaran 8:31, kita dapat melihat beberapa pelajaran penting yang relevan hingga kini. Pertama, adalah tentang kesetiaan TUHAN. Meskipun Firaun berulang kali menolak untuk membebaskan bangsa Israel, TUHAN tetap memegang janji-Nya. Dia menggunakan setiap tulah untuk mendidik Firaun dan menunjukkan keilahian-Nya. Kelepasan dari bencana binatang-binatang ganas ini adalah bukti konkret dari kasih dan kuasa-Nya bagi umat-Nya.
Kedua, ayat ini mengajarkan tentang kebertubatan yang datang melalui penolakan. Setiap kali Firaun mengeraskan hati dan menolak perintah TUHAN, bencana yang lebih besar atau lebih luas datang. Ini adalah pengingat bahwa penolakan terhadap kebenaran atau kehendak ilahi sering kali berujung pada konsekuensi yang lebih serius. Namun, di sisi lain, ini juga menunjukkan bahwa TUHAN memberikan kesempatan untuk bertobat dan berubah.
Ketiga, adalah tentang harapan dan pembebasan. Bagi bangsa Israel, kejadian ini pastilah membawa kelegaan yang luar biasa. Kehidupan mereka sangat terancam oleh bencana yang tak henti-hentinya, dan setiap kali TUHAN campur tangan, itu berarti mereka semakin dekat dengan kebebasan yang dinanti-nantikan. Ini adalah gambaran indah tentang bagaimana dalam masa-masa sulit, kita dapat bersandar pada TUHAN yang sanggup memberikan jalan keluar dan pemulihan.
Keempat, ayat ini menggarisbawahi kekuatan doa dan perantaraan. Musa, sebagai hamba TUHAN, berdoa memohon agar binatang-binatang ganas itu lenyap, dan TUHAN mendengarkan doanya. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran doa dan bagaimana TUHAN merespons permintaan dari orang-orang yang dekat dengan-Nya. Keluaran 8:31 mengingatkan kita bahwa TUHAN bekerja melalui orang-orang-Nya dan menanggapi permohonan yang tulus.
Meskipun teks ini berbicara tentang peristiwa historis, maknanya bergema lebih luas. Dalam kehidupan pribadi kita, seringkali kita menghadapi "binatang-binatang ganas" dalam bentuk masalah, ketakutan, atau kesulitan. Keluaran 8:31 memberi kita keyakinan bahwa TUHAN berkuasa atas segala situasi, Dia mendengar doa kita, dan Dia bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi-Nya. Dia adalah sumber harapan dan pembebasan kita, bahkan di tengah badai kehidupan.