"Dan jika ia tidak melakukan hal itu kepada hambanya yang perempuan, maka perempuan itu tidak boleh pergi dengan bebas seperti orang-orang hambanya yang laki-laki."
Ilustrasi Keadilan dan Ketetapan
Ayat spesifik dari Kitab Keluaran pasal 21, ayat 11, memberikan sebuah nuansa penting mengenai hukum dan keadilan dalam konteks perjanjian dan tanggung jawab. Dalam tradisi hukum Perjanjian Lama, ayat ini mengatur bagaimana seorang pemilik harus memperlakukan budaknya, khususnya dalam kaitannya dengan kebebasan dan hak-hak mereka. Penting untuk memahami konteks historis dan budaya di mana hukum ini diberlakukan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh.
Pada masa itu, perbudakan adalah fenomena yang umum di banyak masyarakat. Namun, Kitab Suci sering kali menunjukkan pendekatan yang lebih beradab dan mempertimbangkan kesejahteraan individu dibandingkan dengan sistem perbudakan di bangsa lain. Keluaran 21:11 secara khusus membedakan perlakuan terhadap budak laki-laki dan perempuan, yang mencerminkan norma-norma sosial dan hukum pada zaman itu.
Ayat ini menyatakan bahwa jika seorang pemilik tidak memenuhi kewajiban tertentu kepada budaknya yang perempuan, maka budak tersebut memiliki hak untuk pergi dengan bebas. Hak ini tidak berlaku secara otomatis, melainkan terkait dengan pemenuhan tanggung jawab pemiliknya. Hal ini menunjukkan adanya sistem yang dirancang untuk melindungi pihak yang lebih lemah dari potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh pemilik. Keadilan di sini bukan sekadar konsep abstrak, melainkan diwujudkan dalam peraturan yang konkret dan mengikat.
Prinsip keadilan yang terkandung dalam Keluaran 21:11 adalah bahwa hak dan kebebasan seseorang tidak boleh diabaikan atau ditahan tanpa alasan yang kuat dan pemenuhan kewajiban yang telah ditetapkan. Ada hubungan timbal balik antara hak dan tanggung jawab. Pemilik memiliki hak atas tenaga kerja budaknya, namun dengan tanggung jawab untuk memperlakukan mereka sesuai dengan hukum dan prinsip keadilan. Jika tanggung jawab ini tidak dipenuhi, maka hak pemilik atas budak tersebut dapat dibatalkan, dan budak tersebut berhak untuk mendapatkan kebebasan.
Lebih luas lagi, ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai pengingat akan pentingnya menjaga integritas dan komitmen dalam setiap hubungan. Baik itu dalam hubungan tuan dan budak, orang tua dan anak, atau bahkan dalam hubungan profesional, prinsip bahwa hak harus dibarengi dengan tanggung jawab tetap relevan. Mengabaikan tanggung jawab dapat berujung pada hilangnya kepercayaan dan bahkan hilangnya hak atau posisi yang dimiliki.
Keluaran 21:11 memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana keadilan harus ditegakkan. Ini bukan hanya tentang hukuman bagi pelanggar, tetapi juga tentang perlindungan bagi yang rentan dan penegasan hak yang sah. Dengan memahami ayat ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya prinsip-prinsip keadilan, tanggung jawab, dan bagaimana keduanya saling berkaitan erat dalam menciptakan tatanan sosial yang lebih baik dan adil bagi semua individu. Ketetapan ini menegaskan bahwa perlakuan yang adil adalah dasar dari sebuah perjanjian yang sah dan berkelanjutan.