Kejadian 15:4 - Janji Tuhan yang Pasti

"Lalu datanglah firman TUHAN kepadanya, bunyinya: “Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu.”"

Memahami Janji dan Kesetiaan Tuhan

Ayat Kejadian 15:4 merupakan titik balik penting dalam narasi Abraham. Setelah sekian lama menunggu, Tuhan kembali menegaskan janji-Nya kepada Abraham. Pada masa itu, tidak memiliki keturunan, apalagi seorang putra, adalah sebuah tragedi besar. Status sosial dan warisan keluarga sangat bergantung pada kelangsungan garis keturunan. Abraham, yang sudah tua dan istrinya, Sarah, mandul, pasti merasakan beban kekhawatiran dan keraguan yang mendalam tentang bagaimana janji Tuhan untuk menjadikannya bangsa yang besar dapat terpenuhi.

Firman Tuhan yang datang kepadanya dengan tegas menyatakan, "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu." Pernyataan ini bukan hanya sekadar penegasan ulang, tetapi juga sebuah pengajaran yang mendalam tentang cara kerja Tuhan. Tuhan tidak bergantung pada kondisi manusiawi yang terbatas. Dia memiliki kuasa untuk menciptakan dan mewujudkan janji-Nya, bahkan ketika segala sesuatu tampaknya mustahil. Bagi Abraham, ini adalah momen yang menuntut imannya untuk diuji dan diperdalam. Ia harus belajar mempercayai Tuhan bukan pada apa yang bisa dilihat atau diusahakan oleh manusia, melainkan pada kuasa ilahi yang tak terbatas.

Iman yang Diperhitungkan

Reaksi Abraham terhadap firman Tuhan ini dicatat dalam ayat berikutnya, Kejadian 15:6: "Lalu percayalah Abraham kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Ini adalah inti dari iman Abraham. Dia tidak ragu, tidak mempertanyakan, dan tidak mencoba mencari solusi alternatif dengan kekuatannya sendiri. Sebaliknya, dia memilih untuk percaya pada firman Tuhan, pada janji yang mungkin tampak mustahil secara akal. Kepercayaan inilah yang membuat Tuhan memandangnya sebagai orang yang benar. Ini menunjukkan bahwa iman bukanlah ketiadaan keraguan, tetapi tindakan memilih untuk percaya dan berserah kepada Tuhan meskipun ada keraguan.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa Tuhan seringkali bekerja di luar batas kemampuan manusiawi kita. Dia memberikan janji-janji-Nya kepada kita, dan seringkali janji-janji tersebut membutuhkan iman yang kuat untuk diyakini dan dihidupi. Sama seperti Abraham, kita mungkin dihadapkan pada situasi yang terasa tidak mungkin. Namun, Tuhan selalu setia pada firman-Nya. Dia dapat dan akan memenuhi janji-janji-Nya dengan cara-Nya sendiri, yang seringkali melampaui pemahaman kita. Fokus kita seharusnya adalah pada kesetiaan dan kuasa Tuhan, bukan pada keterbatasan diri kita.

Kejadian 15:4 adalah pengingat bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu. Dia yang memulai janji, dan Dia juga yang akan menyelesaikannya. Tugas kita adalah menumbuhkan iman yang teguh, mempercayai janji-Nya, dan bersabar menanti penggenapannya, sambil terus menaruh harapan pada kesetiaan-Nya yang tak pernah berubah. Percaya pada janji Tuhan seperti ini akan menuntun kita pada kehidupan yang dipenuhi kebenaran dan kesaksian iman yang kuat.