Ayub 38:21

"Tentulah Engkau tahu, sebab pada waktu itu Engkau telah lahir, atau karena banyaknya bilangan hari-harimu!"

Ayat Ayub 38:21 merupakan sebuah pernyataan retoris yang luar biasa dari Allah kepada Ayub. Dalam konteks kitab Ayub, Allah sedang berbicara kepada Ayub yang sedang berduka dan mempertanyakan keadilan ilahi. Allah kemudian membawa Ayub pada sebuah percakapan yang menegaskan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas, dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan tentang penciptaan alam semesta.

Kalimat "Tentulah Engkau tahu, sebab pada waktu itu Engkau telah lahir, atau karena banyaknya bilangan hari-harimu!" bukanlah sebuah pertanyaan harfiah yang menuntut jawaban dari Ayub. Sebaliknya, ini adalah cara Allah menekankan ketidaktahuan Ayub dan keterbatasannya dalam memahami rencana dan karya ilahi yang agung. Allah seolah berkata, "Apakah engkau mengerti bagaimana dunia ini dimulai? Apakah engkau ada saat bintang-bintang pertama kali dinyalakan? Tentu saja tidak, karena engkau belum lahir." Pernyataan ini secara implisit mengaitkan pengetahuan mutlak dengan keberadaan ilahi itu sendiri. Hanya Pencipta yang ada sebelum segalanya, yang memiliki pemahaman penuh tentang segalanya.

Kita sering kali merasa memiliki pemahaman yang cukup tentang dunia di sekitar kita, atau bahkan tentang rencana Tuhan dalam hidup kita. Namun, ketika dihadapkan pada kebesaran alam semesta, kompleksitas kehidupan, atau misteri tak terduga yang terjadi, kita diingatkan akan keterbatasan kita. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Tuhan sebagai Sumber segala pengetahuan. Pengetahuan sejati, pemahaman mendalam tentang asal-usul dan akhir segalanya, hanya dimiliki oleh Dia yang adalah Alfa dan Omega.

Perenungan atas ayat ini memberikan nuansa yang sejuk dan cerah pada pandangan kita terhadap kehidupan. Alih-alih merasa frustrasi dengan ketidakmengertian kita, kita diajak untuk berserah pada kebijaksanaan Sang Pencipta. Keindahan alam semesta, dengan bintang-bintang yang bertebaran di angkasa, galaksi yang tak terhitung jumlahnya, dan hukum fisika yang rumit namun harmonis, semuanya adalah bukti dari kecerdasan dan kekuasaan-Nya. Ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman-Nya, rasa cemas dan keraguan dapat tergantikan oleh kedamaian.

Bagi para pencari makna, ayat ini membuka pintu untuk eksplorasi yang lebih dalam. Kita dapat melihat Ayub 38:21 sebagai undangan untuk terus belajar, bertanya, dan mengagumi ciptaan-Nya. Namun, pada saat yang sama, kita harus selalu mengakui bahwa pengetahuan manusia memiliki batas, sementara pengetahuan Tuhan tidak terbatas. Ini adalah pengingat yang merendahkan hati sekaligus menguatkan, bahwa di balik segala sesuatu yang terjadi, ada rencana ilahi yang sempurna yang terkadang melampaui pemahaman kita. Dengan demikian, kita dapat menghadapi hari-hari kita dengan keyakinan, mengetahui bahwa kita berada di tangan Pencipta yang Mahatahu dan Mahakuasa.

Keagungan alam semesta, mulai dari detail terkecil hingga skala kosmik yang luas, semuanya adalah testimoni dari kebijaksanaan ilahi. Pengetahuan yang tak terbatas adalah atribut fundamental dari Tuhan. Ketika kita merenungkan ayat ini, kita diundang untuk menemukan ketenangan dalam mengetahui bahwa ada kecerdasan dan kendali yang lebih besar di atas segalanya. Ini adalah fondasi yang kokoh untuk menghadapi kehidupan dengan semangat yang cerah dan hati yang penuh syukur.