TUHAN

2 Tawarikh 34: 25 - Kasih Setia TUHAN

"Oleh karena raja mendengarkan TUHAN, maka murka TUHAN reda, dan TUHAN tidak membiarkan celaka yang telah difirmankan-Nya menimpa mereka."

Kisah Hizkia dan Yehuda dalam 2 Tawarikh pasal 34 menyajikan gambaran yang mendalam tentang anugerah dan kasih setia Tuhan yang tak terbatas. Ayat 25 secara khusus menyoroti respons Tuhan terhadap pertobatan dan ketaatan seorang raja. Setelah bertahun-tahun bangsa Israel dan Yehuda tenggelam dalam penyembahan berhala dan dosa, membawa murka Tuhan yang adil atas mereka, Tuhan tetap menyediakan jalan pemulihan.

Raja Yosia, seorang pemimpin muda yang diperkenalkan dalam pasal ini, memulai sebuah pembaruan rohani yang signifikan. Ia memerintahkan pemulihan Bait Suci, menemukan Kitab Taurat Tuhan yang telah lama terlupakan, dan membacanya di hadapan seluruh rakyat. Ketika ia mendengar firman Tuhan, khususnya mengenai hukuman yang akan datang akibat ketidaktaatan nenek moyang mereka, Yosia merobek pakaiannya sebagai tanda kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Tindakan ini bukan sekadar ritual, melainkan ekspresi hati yang tulus mencari wajah Tuhan.

Respon Tuhan terhadap kerendahan hati dan pertobatan Yosia sangatlah luar biasa. Ayat 25 dengan jelas menyatakan bahwa karena Yosia "mendengarkan TUHAN," murka-Nya reda. Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mendengarkan doa umat-Nya, terutama ketika doa itu datang dari hati yang hancur dan bertobat. Kasih setia-Nya tidak bergantung pada kesempurnaan manusia, melainkan pada kesediaan kita untuk berbalik kepada-Nya.

Meskipun penghakiman telah dijanjikan, Tuhan memilih untuk menangguhkan-Nya. Frasa "TUHAN tidak membiarkan celaka yang telah difirmankan-Nya menimpa mereka" memberikan harapan yang besar. Ini bukan berarti bahwa dosa tidak memiliki konsekuensi, tetapi bahwa Tuhan berbelas kasihan dan bersedia menarik kembali penghukuman-Nya ketika ada pertobatan yang tulus. Ini mengajarkan kita tentang sifat Tuhan yang penuh pengampunan, yang lebih suka melihat manusia hidup daripada binasa.

Pelajaran dari 2 Tawarikh 34:25 sangat relevan bagi kita hari ini. Dalam hidup kita, kita sering kali membuat kesalahan, jatuh ke dalam dosa, dan berisiko menarik murka Tuhan. Namun, seperti Yosia, kita memiliki kesempatan untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan, mengakui dosa-dosa kita, dan mencari pengampunan-Nya. Ketika kita melakukannya dengan hati yang tulus, Tuhan akan mendengarkan, murka-Nya akan reda, dan Ia akan menunjukkan kasih setia-Nya yang luar biasa kepada kita.

Kisah ini juga menekankan pentingnya mendengarkan firman Tuhan. Kitab Suci adalah sumber kebenaran ilahi yang membimbing kita, mengingatkan kita akan jalan Tuhan, dan menunjukkan kepada kita bagaimana menyenangkan hati-Nya. Dengan mempelajari dan merenungkan firman Tuhan, kita dapat tumbuh dalam pemahaman tentang kehendak-Nya dan hidup sesuai dengan standar-Nya, sehingga kita dapat mengalami kedamaian dan berkat dari hubungan yang benar dengan-Nya.