"Apakah kiranya TUHAN tidak akan menyertai kamu, dan apakah kiranya musuh-musuh akan menguasai kita? Sebab itu, janganlah takut dan janganlah tawar hati karena raja Asyur itu dan karena tentaranya yang besar itu, sebab pada pihak kita ada Dia yang lebih besar dari padanya."
Firman Tuhan dalam 2 Tawarikh 32:11 merupakan seruan yang menginspirasi dan menguatkan, terutama di saat-saat genting dan penuh ancaman. Ayat ini diucapkan pada masa ketika Raja Hizkia dari Yehuda menghadapi invasi dari raja Asyur, Sanherib. Asyur pada masa itu adalah kekuatan militer yang dominan di Timur Tengah, dan kedatangannya membawa ketakutan yang luar biasa bagi bangsa Yehuda. Namun, Hizkia dan nabi Yesaya tidak gentar. Mereka mengingatkan umat Tuhan tentang sumber kekuatan sejati yang tidak terletak pada kekuatan manusia atau militer, melainkan pada Tuhan sendiri.
Kalimat "Apakah kiranya TUHAN tidak akan menyertai kamu" adalah sebuah pertanyaan retoris yang penuh keyakinan. Ini menyiratkan bahwa penyertaan Tuhan adalah suatu kepastian bagi mereka yang setia kepada-Nya. Ketika kita menghadapi tantangan hidup, godaan, atau bahkan ancaman yang terasa begitu besar, seringkali kita cenderung berfokus pada masalah itu sendiri. Ketakutan mulai mengambil alih, meragukan kemampuan kita untuk bertahan, apalagi menang. Namun, ayat ini mengingatkan kita untuk mengalihkan pandangan dari masalah ke Sang Pemecah Masalah. Apakah Tuhan akan membiarkan kita jatuh? Tentu tidak, jika kita berseru kepada-Nya dan percaya pada janji-Nya.
Selanjutnya, ayat ini menegaskan, "dan apakah kiranya musuh-musuh akan menguasai kita?". Ini adalah lanjutan dari pertanyaan retoris sebelumnya, yang semakin menekankan ketidakmungkinan bagi musuh untuk mengalahkan umat yang berada di bawah perlindungan Tuhan. Serangan Sanherib dan pasukannya mungkin tampak tak terbendung dari perspektif manusia. Mereka memiliki persenjataan yang canggih untuk zamannya, jumlah pasukan yang besar, dan reputasi yang menakutkan. Namun, semua itu tidak berarti apa-apa di hadapan kekuasaan Yang Maha Kuasa.
Perintah "Sebab itu, janganlah takut dan janganlah tawar hati" adalah inti dari pesan ini. Ketakutan dan keputusasaan adalah senjata ampuh yang digunakan oleh musuh, baik musuh fisik maupun musuh rohani. Setan selalu berusaha menanamkan rasa takut dalam hati kita untuk melumpuhkan iman kita. Ketika kita takut, kita cenderung bertindak impulsif, membuat keputusan yang salah, atau bahkan menyerah pada keadaan. Namun, Tuhan memanggil kita untuk memiliki keberanian yang datang dari iman. Tawar hati berarti kehilangan semangat dan harapan, tetapi harapan kita bukan pada keadaan, melainkan pada Tuhan yang tidak pernah mengecewakan.
Puncak dari ayat ini adalah pengakuan yang mulia: "sebab pada pihak kita ada Dia yang lebih besar dari padanya." "Dia" di sini merujuk pada TUHAN sendiri. Sanherib dan pasukannya adalah besar dan kuat dalam pandangan dunia, namun Tuhan, Pencipta langit dan bumi, jauh lebih besar. Kemenangan bukanlah hasil dari kekuatan sendiri, melainkan dari keberpihakan Tuhan. Ketika Tuhan ada di pihak kita, siapa yang dapat melawan? Ini adalah janji yang sama yang dinyatakan dalam Roma 8:31: "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?". Pesan ini relevan bagi setiap generasi, mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan 2 Tawarikh 32:11 dan sumber kekuatan ilahi dalam setiap aspek kehidupan kita.
Ilustrasi: Tuhan yang Maha Besar melindungi umat-Nya dari musuh.