2 Raja-raja 2:6 - Mukjizat Elia Diangkat

Lalu Elia berkata kepada Elisa: "Tinggallah di sini, aku akan pergi ke Betel." Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi semangatmu yang hidup, aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu keduanya pergi ke Betel.

Perjalanan Rohani

Ilustrasi artistik perpisahan Elia dan Elisa.

Kisah mukjizat pengangkatan Nabi Elia ke surga yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 2 adalah salah satu momen paling luar biasa dalam narasi Alkitab. Ayat keenam dari pasal ini, yang berbunyi, "Lalu Elia berkata kepada Elisa: 'Tinggallah di sini, aku akan pergi ke Betel.' Tetapi Elisa menjawab: 'Demi TUHAN yang hidup dan demi semangatmu yang hidup, aku tidak akan meninggalkan engkau.' Lalu keduanya pergi ke Betel," menyoroti kesetiaan dan tekad Elisa untuk mengikuti gurunya.

Peristiwa ini terjadi saat Elia, seorang nabi yang dihormati dan memiliki hubungan dekat dengan Allah, mengetahui bahwa saatnya untuk diangkat ke surga telah tiba. Allah sendiri yang memberitahukan hal ini kepadanya. Namun, Elia tidak langsung melakukan perjalanannya sendirian. Ia ditemani oleh muridnya yang setia, Elisa. Perjalanan mereka bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna.

Ketika Elia mengutarakan niatnya untuk pergi ke Betel, ia menguji kesetiaan Elisa. Pertanyaan itu bukan sekadar permintaan untuk berpisah, tetapi sebuah ujian untuk melihat seberapa jauh Elisa bersedia mengorbankan segalanya demi mengikuti panggilan Allah melalui Elia. Jawaban Elisa sangat tegas dan menyentuh: "Demi TUHAN yang hidup dan demi semangatmu yang hidup, aku tidak akan meninggalkan engkau." Kata-kata ini menunjukkan komitmen yang mendalam. Elisa tidak hanya setia kepada Elia sebagai gurunya, tetapi juga kepada Allah yang hidup dan roh yang bekerja melalui Elia. Ia bersumpah atas nama Allah dan integritas Elia, menegaskan bahwa ia akan terus berada di sisi Elia, bahkan sampai akhir.

Frasa "demi semangatmu yang hidup" juga sangat penting. Ini menyiratkan bahwa Elisa tidak hanya menghargai Elia sebagai pribadi, tetapi juga mengenali dan menghormati kekuatan ilahi yang bekerja di dalam diri Elia. Elisa tidak ingin kehilangan berkat, hikmat, dan pemeliharaan ilahi yang ia terima melalui pelayanan Elia. Betel, tempat tujuan mereka, adalah salah satu tempat penting dalam sejarah Israel, yang sering dikaitkan dengan pertemuan dengan Allah. Keinginan Elisa untuk pergi ke sana bersama Elia menunjukkan kerinduannya untuk terus mengalami hadirat dan perkenanan Allah.

Kesetiaan Elisa yang tak tergoyahkan ini menjadi dasar bagi pewarisan pelayanan Elia. Meskipun Elia terus mencoba meyakinkan Elisa untuk tinggal, Elisa selalu menolak. Penolakannya bukan karena keras kepala, tetapi karena pemahaman mendalam akan anugerah yang akan ia terima. Puncak dari mukjizat ini adalah pengangkatan Elia dalam kereta berapi yang dibawa oleh angin badai, dan jubah Elia yang jatuh kepada Elisa, yang menandai peralihan tongkat estafet pelayanan kenabian. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan, ketekunan dalam mengikuti jalan Tuhan, dan kerinduan yang membara untuk mengalami lebih banyak hadirat Ilahi dalam hidup kita.