"Juga Rehabam, anak perempuan Yerobeam, kawin dengan Makhat, anak perempuan Tama. Makhat melahirkan Abiam, Awi, Ziza dan Selomit."
Kitab 1 Raja-raja mencatat rentang waktu penting dalam sejarah Israel, yaitu masa pemerintahan raja-raja mereka. Bab 11 dari kitab ini khususnya menyoroti periode yang penuh gejolak, di mana kerajaan yang bersatu di bawah Raja Daud dan Salomo mulai terpecah belah. Ayat 24 dalam pasal ini, meskipun sekilas terdengar seperti sekadar catatan silsilah, sebenarnya membuka pintu pemahaman mengenai dinamika politik dan keluarga yang kompleks pada masa itu, yang berujung pada konsekuensi besar bagi bangsa Israel.
Ayat ini memperkenalkan nama-nama baru dalam garis keturunan yang terkait dengan peristiwa besar dalam sejarah Israel. Rehabam, yang merupakan cucu dari Raja Salomo (namun ayat ini menyebutkan ia adalah anak dari Yerobeam, yang perlu diklarifikasi karena Yerobeam adalah musuh Salomo, bukan bagian dari keluarga Salomo secara langsung dalam konteks ini. Ada kemungkinan referensi terhadap "anak perempuan Yerobeam" yang kemudian dikawinkan, namun ayat lain yang relevan adalah 1 Raja-raja 14:21 yang menyebutkan Rehabam adalah anak Salomo dan Naama, orang Amon. Kita akan fokus pada interpretasi umum dari konteks ayat yang merujuk pada keturunan yang terkait dengan masa transisi kekuasaan). Namun, jika kita mengikuti teks secara literal, ayat ini membicarakan tentang perkawinan yang melibatkan anggota keluarga atau pihak yang memiliki kaitan dengan dinamika kekuasaan yang sedang berubah.
Ilustrasi Konfigurasi Kekuatan dan Transisi
Perkawinan politik seperti ini seringkali menjadi alat untuk memperkuat aliansi atau menyatukan pihak-pihak yang berpotensi bertikai. Dalam konteks 1 Raja-raja 11, masa pemerintahan Salomo diwarnai oleh banyak istri dan selir, yang kemudian mempengaruhi kesetiaan dan akhirnya berujung pada perpecahan kerajaan. Meskipun ayat ini secara spesifik menyebutkan perkawinan yang melibatkan nama-nama yang kurang familiar secara langsung dalam narasi utama perpecahan, namun penempatan ayat ini setelah pembahasan tentang pemberontakan Hadad dan Yerobeam menunjukkan bahwa berbagai jaringan kekuasaan dan hubungan keluarga sedang aktif membentuk masa depan Israel.
Perkembangan yang dicatat dalam 1 Raja-raja 11:24, meskipun terkesan minor, adalah bagian dari gambaran besar yang kompleks. Ia mengingatkan kita bahwa sejarah seringkali dibentuk oleh banyak faktor, termasuk hubungan pribadi, pernikahan strategis, dan keputusan individu yang mungkin tidak selalu terlihat penting pada pandangan pertama. Dalam hal ini, ayat tersebut adalah sebuah pengingat bahwa bahkan detail silsilah dan perkawinan dapat memiliki implikasi yang signifikan terhadap jalannya peristiwa sejarah, terutama dalam konteks kerajaan dan penerus takhta. Perpecahan kerajaan Israel menjadi dua bagian, yaitu Israel di utara dan Yehuda di selatan, merupakan pukulan telak bagi keutuhan bangsa, dan pemahaman akan setiap elemen yang berkontribusi, sekecil apapun, sangatlah berharga.
Dengan demikian, 1 Raja-raja 11:24, bersama dengan ayat-ayat di sekitarnya, melukiskan gambaran tentang bagaimana dinamika kekuasaan, perselingkuhan politik, dan aliansi keluarga turut berperan dalam membentuk nasib bangsa Israel pada periode krusial setelah kejayaan Salomo.