"Jika seorang mengira dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia roh, ia harus mengakui, bahwa barang-barang yang kutuliskan kepadamu ini adalah perintah Tuhan."
Ayat 1 Korintus 14:37 merupakan salah satu pernyataan paling kuat dari Rasul Paulus mengenai otoritas dan keaslian firman Tuhan yang ia sampaikan. Dalam konteks jemaat di Korintus yang kaya akan karunia rohani namun juga rentan terhadap kekacauan dan penyalahgunaan, Paulus menegaskan pentingnya pengakuan terhadap kebenaran ilahi dalam setiap pengajaran. Ayat ini bukan sekadar himbauan, melainkan sebuah penegasan yang bertujuan untuk menjaga kemurnian ajaran dan tertibnya ibadah.
Pada masa itu, berbagai karunia roh seperti nubuat, berbahasa roh, dan penafsiran bahasa roh melimpah di jemaat Korintus. Namun, melimpahnya karunia ini juga membawa tantangan. Tidak semua yang mengaku memiliki karunia roh adalah benar-benar diutus oleh Tuhan, dan tidak semua ajaran yang disampaikan berasal dari ilham ilahi. Paulus, sebagai rasul yang diutus Kristus, memiliki otoritas untuk meluruskan dan memberikan pedoman. Dalam ayat ini, ia menantang siapa pun – baik yang mengaku nabi maupun yang merasa memiliki karunia roh lainnya – untuk tunduk pada otoritas tulisannya. Ia menghendaki agar setiap orang yang merasa memiliki pemahaman rohani yang mendalam, termasuk yang mengaku menerima pesan langsung dari Tuhan, mengakui bahwa perkataan Paulus adalah perintah Tuhan.
Pernyataan ini menegaskan bahwa ajaran yang disampaikan oleh para rasul, termasuk Paulus, bukanlah sekadar pendapat pribadi atau hikmat manusia, melainkan berasal dari otoritas tertinggi, yaitu Tuhan sendiri. Ini menjadi dasar penting bagi kita untuk memahami bahwa Alkitab, sebagai kumpulan tulisan yang diilhamkan, memiliki otoritas mutlak. Ketika Paulus menulis, ia tidak berimprovisasi, tetapi menyalurkan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, menolak ajaran Paulus berarti menolak otoritas Tuhan.
Relevansi 1 Korintus 14:37 terasa hingga saat ini. Di tengah lautan informasi dan berbagai macam ajaran keagamaan yang beredar, ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa menguji setiap pengajaran dengan Firman Tuhan yang telah diwahyukan. Penting bagi kita sebagai orang percaya untuk memiliki pemahaman yang benar tentang sumber otoritas dalam iman kita. Ajaran yang sahih haruslah selaras dengan apa yang telah Tuhan firmankan melalui para nabi dan rasul-Nya, sebagaimana tercatat dalam Kitab Suci. Kita diajak untuk tidak mudah terombang-ambing oleh setiap ajaran baru, melainkan bersandar pada kebenaran yang kokoh, yang telah diakui sebagai firman Tuhan yang hidup dan berkuasa.
Pengakuan terhadap firman Tuhan yang tertulis ini juga mengajarkan kita tentang kerendahan hati. Siapa pun yang memiliki talenta rohani yang luar biasa sekalipun, harus tetap tunduk pada otoritas yang lebih tinggi. Ini mencegah kesombongan rohani dan memastikan bahwa pelayanan dilakukan dalam keselarasan dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mendalami dan menaati Firman Tuhan, yang merupakan dasar dan panduan hidup kita, dengan keyakinan penuh akan otoritasnya.